Alternatif Pengganti Google Reader

Beberapa hari lalu di Jogja, salah satu bahasan obrolan pinggir jalan dengan beberapa teman adalah tentang pernyataan Google yang akan menutup layanan Google Reader-nya.

googlereaderrip_comic

Saya menawarkan beberapa opsi untuk dicoba sebagai pengganti Google Reader, satu teman tetap keukeuh pada web-based rss reader dengan tampikan one-liner (i made it up) ala Google Reader. Intinya, hasil rss feednya cukup daftar judul saja. Untuk hal-hal tertentu saya juga suka dengan tampilan seperti itu (i did setup my gReader like that). Tapi terkadang tampikan dengan excerpt, sinopsis + gambar ala flipboard cukup intuitif. Menghemat waktu untuk open window buat menentukan artikel tersebut cukup menggoda untuk diteruskan dibaca atau tidak.

But everybody has their own preference, right?

Jadi, jika kamu sebelumnya adalah die-hard user of Google Reader dan belum pernah nyoba-nyoba layanan lainnya yang serupa, apa opsimu sebagai pengganti? Don’t have one? Or still looking around? Berikut ini adalah beberapa alternatif yang bisa kamu coba. Oh iya, ini yang web based semua yah. Bukan yang desktop client only.

1. Feedly

greader-feedly-2

Nah ini opsi nomor satu kalo buat saya. Feedly ma Google Reader ini bisa dibilang saling komplemen. Feedly menawarkan tampilan yang lebih ‘user-friendly’ dari Google Reader. Maksudnya kalo di gReader tampilannya gitu-gitu saja, Feedly mengemasnya jadi lebih intuitif. Seperti layout ala Flipboard deh analoginya. In fact, you can ‘import’ your google reader list into Feedly. You’ll feel like there’s almost nothing different. Just a little :) Tampilannya juga bisa kamu custom sendiri dari pilihan Titles (daftar judul doang), Magazine, Mozaic, Cards dan Full Articles. Feedly juga tersedia sebagai aplikasi iOS, Android dan Kindle. Ada lagi, Feedly juga mempunyai Chrome dan Firefox extension-nya

greader-feedly-3

2. The Old Reader

greader-tor-1

Well, jangan ketipu ma nama ‘Old’ nya. It’s not that old. Interfacenya sih, yahh bisa dibilang sama dengan Google Reader. Sama seperti halnya Feedly di atas, kamu juga bisa login menggunakan akun Google-mu (dan juga akun Facebook). Fully web-based only saat ini. Yang rada ribet, kamu harus export data Google Reader kamu melalui layanan Google TakeOut (ada di menu setting-nya Google Reader kok). Extract zip file hasil exportnya, cari file subscription.xml baru deh file tersebut di-import ke dalam tOR.

3. NewsBlur

Sebenarnya ini yang paling komplit. Dari akses bisa via web browser atau iOS/Android app. Dari sisi fitur melimpah. Kamu bisa import atau lebih tepatnya migrasi dari Google Reader cukup dengan sekali klik. Bisa meyimpan artikel ke layanan semacam Evernote, Instapaper dll. Yang menarik adalah fitur ‘training filter’.

“By using NewsBlur’s training filters, you can hide stories you don’t want to see and highlight the stories that interest you. Teaching NewsBlur your preferences (or lack thereof) for certain blogs, authors, and topics cuts down on the noise and connects you with the news that interests you most.”

greader-newsblur-2

Cuman, ya itu. Versi gratisnya dibatasi hanya bisa baca 12 subscription saja. Kalau pingin unlimited, silakan siapin dana USD 2-3/bulan.

Berikut ini review mengenai NewsBlur dari Gary Price dari searchengineland.com

4. NetVibes

Well, Netvibes bisa dibilang pemain lama di dunia per-RSS-an ini :) Walau hanya aplikasi web tanpa punya client di mobile device, NetVibes bisa menjadi alternatif yang bagus untuk pengganti Google Reader. Dia punya dashboard serta fitur yang dapat digunakan untuk memonitor berbagai macam tipe konten. Cuman kalau ingin memanfaatkan secara maksimal kemampuan dashboard NetVibes, dananya lumayan juga. Mulai USD 499/bulannya.

greader-netvibes-2a

Ada lagi Fever, tapi ga gratis dan tidak ada versi demonya. Mesti siapin USD 30.

Segitu saja sih. Pick your choice or share yours.

DM dan Stiker di Path 3.0

Halo halo halo. Ada yang pakai Path?
Apaan tuh Path?

Ummm, Path adalah layanan sosial media yang didirkan oleh Shawn Fanning dan Dave Morin tahun 2010. Path sendiri layanan lebih ke arah photo sharing dan messaging yang fokusnya ke mobile device. Saat ini Path tersedia untuk perangkat-perangkat iOS, Android.

Nah, Path baru saja ada updatean versi 3.0 baru-baru ini. Ada 2 fitur penting yang ditambahkan di Ptah 3.0 ini. Yang pertama adalah chatting/private message/DM kalo istilah di twitter antar user. Kalau sebelumnya user cuman bisa mengomentari status user lain tapi semua orang dalam friendlistnya dapat melihat komentar tersebut. Kalo sekarang kaya chatting/pm/dm-an biasa saja. Isi chatnya bisa memasukkan attachment voice, data lokasi bahkan sticker seperti layaknya layanan messaging Line.

path30_7280 path30_7281
path30_7282

Yang agak mengganggu terkait fitur chat/pm ini adalah, kamu bisa kirim pm ke siapa saja. Atau  katakanlah ke orang-orang yang ada di friendlistnya orang-orang yang ada di friendlist kamu. Eh, mbulet yah? Yah pokoknya ga terbatas hanya kepada orang-orang yang ada di friendlist kamu saja. Could friends of your friends.

Nah loh?! Trus mana privasinya? Padahal Path dikenal salah satunya karena itu. Friendlist ajah dibatasin maksimal cuman 150 orang saja.

Fitur kedua adalah adanya “Shop”. Saat ini sih jualan sticker – yup mirip seperti Line – dan photo filter. Satu set sticker harganya IDR 19 ribu. Sementara itu filter foto harganya rata-rata di kisaran IDR 9,500.

Nah buat kamu yang pake Path entah itu di perangkat iOS ataupun Android ayo segera update Pathnya ke versi 3.0. Abis itu pada perang stiker deh :)

path30_7293 path30_7289
path30_7290 path30_7294

[video5 src=”https://pathakacdn-a.akamaihd.net/web-assets/images/messaging/messaging.mp4″ width=”450″ height=”320″]

SongPop Behind The Scene

Ada yang tahu SongPop?

Mestinya sih banyak yang pada tahu yah :)
Jadi Song Pop itu adalah game tebak lagu di Facebook buatan FreshPlanet. Selain di Facebook, SongPop juga bikin mobile app-nya untuk iOS dan Android.

songpop-3

Cara mainnya sih gampang. Pilih lawan kamu dari friendlist facebook, pilih genre musik, nanti akan ada 5 lagu yang harus kamu dengerin selama beberapa detik dan tebak judul lagu atau nama penyanyinya.

 

Sederhana kan?  Yoi, kesederhanaan ini yang justru membuat sukses game-game di jejaring sosial.

Nah, kali ini kita ga akan membahas gimana cara bermain SongPop yang baik dan benar sesuai dengan tangga lagu billboard. Kali ini mari kita ngomongin mengenai isi dapur FreshPlanet, bagaimana mereka running SongPop ini.

Menurut data dari AppData (eh berima :P) SongPop FacebookApp mempunyai lebih dari 11,3 juta monthly active users (MAU). Daily active users (DAU) sendiri dah di atas angka 2 juta, dan game ini baru diluncurkan sekitar Mei 2012 kemarin. Belum ada setahun dan belum termasuk yang dari iOS ataupun Android Client. Nah silakan berhitung deh.

Nah, gimana sih caranya si FreshPlanet ini handle trafik game yang sebesar itu?
Di Wikufest 2013 kemarin ada adik kelas yang bertanya ke saya gimana caranya bikin layanan sosial media yang proper. Tapi karena saya belum tahu konsepnya dan cuman dapat info kalau dia ingin doing everything all in, saya cuman mengajukan pertanyaan dasar terkait infrastruktur dulu. Dan sepertinya pertanyaan saya tadi cukup membuatnya berhitung dengan serius :) *baru soal foto doang sih, belum ke yang lain-lain :P*

google-app-engine-logo

Oke, kembali ke laptop.
FreshPlanet infrastrukturnya menggunakan Google App Engine (GAE) dan Google Cloud Storage. Di tahun 2013 ini, ga jaman harus bangun infrastruktur sendiri untuk semua hal. Buat yang ikutan kelas CloudComputingnya si Dondy harusnya dah dapat gambaran yah.

Nah GAE ini sudah bukan kategori IaaS tapi lebih ke arah PaaS. Dengan memanfaatkan GAE ini, FreshPlanet mampu membuat Song Pop untuk dapat autoscale (baca: auto) hingga 60 juta user, 1 juta DAU, 17TB/hari delivery content (tentu saja lagu dan gambar), 10,000+ query/detik. Song Pop sendiri dihandle oleh “cuman” 6 orang, dan cuman 1 saja yang kerja fulltime ngurusin backend-nya.

songpop_gae_gc

Mengutip wawancara Zafir Khan dari GoogleAppEngine dengan Olivier Michon dan Alexis Hanicotte dari FreshPlanet ada beberapa tips yang mereka terapkan untuk optimalisasi dan tentunya skalabilitas si Song Pop itu sendiri. Diantaranya:

IMG_7213Denormalisasi: data user Song Pop tersebar di bermacam model, tapi tetap koleksinya di pool di satu tempat untuk mengurangi read latency.
Caching: Masih nyambung soal denormalisasi, data lawan main kita akan di cache. Jadi sistem ga akan selalu melakukan “query” ke user data cuman buat tau lawan main kita itu sapa ajah. Analoginya, query sekali, cache, query lagi kalo ada trigger cachenya tadi sudah obsolete/expired. FreshPlanet menggunakan Memcache untuk 2 hal di atas. Memcache itu fitur di GAE kok, dan orang-orang FreshPlanet menggunakan Python API-nya GAE buat kebutuhan ini. Hayo hayo pada belajar Python sana. It’s a fun languange.
Strategi: Iyah, bikin aplikasi itu harus ada strateginya. Apalagi kalau aplikasinya tadi bukan sekedar one-time asal jadi doang. Memilih GAE, beli premier support dari Google untuk kebutuhan GAE-nya tadi adalah salah satu strategi FreshPlanet untuk SongPop. Ceritanya saat DAU Song Pop mencapai angka 1 juta, query Datastore (yang digunakan untuk mencari lawan main secara acak) mulai lemot dan banyak timeoutnya. Untuk beresin ini, FreshPlanet menentukan deadline dan aktivitas fallback sistemnya, kemudian dengan bantuan Premier support melakukan tracing dan identifikasi yang bikin lemot query Datastore tadi apa. Dan seperti disebutkan di wawancara tersebut, masalahnya ternyata karena Datastore bergantung ke berbagai macam properti. Walaupun sudah di-index, tetap saja jumlah kebanyakan. Solusi yang muncul akhirnya ada opsi mau nambah sebuah composite index yang berisi semua properti yang dibutuhkan atau menggabungkan properti-properti tadi jadi satu.
Content Delivery: masih hosting static content dan ‘dynamic content’ atau apps di satu server yang sama? Satu mountpoint, LUN, directory yang sama? Nah coba baca-baca soal CDN (Content Delivery Network) deh :) Song Pop menggunakan Google Cloud Storage untuk serving lagu dan gambar dengan lebih dimanapun si user tadi berada. Jadi kalau kita main di Indonesia, sample lagu-nya ga harus kita download langsung dari server di Amerika sana misalnya :)

Detilnya wawancaranya bisa dibaca sendiri di sini deh. Walau jika dibaca keseluruhan hampir ga ada detil teknis howto-nya, tapi konsep yang disinggung di sini seru banget.

So… GAE bisa dicoba-coba gratis lho :) SDK-nya juga bisa didownload n insall di komputer masing-masing.

Dan… sekarang saatnya mengganti huruf P di PHP itu dengan Python :)

Tambahan referensi:

Rock with FirefoxOS

FFxOS-logo-3Waktu Wikufest2012, saya menyinggung tentang trend mobile device dan juga ngomporin adik-adik untuk lebih banyak ngoprek mobile app. Mobile device tetap menjadi booming dan sepertinya makin menjadi dengan diluncurkannya banyak produk di quartal pertama 2013 ini.

Dari Mobile World Congress 2013 di Barcelona, Mozilla memulai debutnya.
Nah kebetulan juga di Wikufest2013, ada beberapa representatif Mozilla Indonesia yang menjadi pembicara. Entah seberapa jauh mereka nowel-nowel soal FirefoxOS. Yang jelas sih gelaran Firefox App Day pertama di Indonesia dilakukan tepat seminggunya. Kalau sebelumnya para peserta cuman bisa bayangin OSnya seperti apa via simulator(atau ngoprek ndiri masang B2G di handset android-nya). Now it’s real.

The OS, The Handset is now out there…

Tapi, apasih sebenarnya FirefoxOS itu?
To be short, FirefoxOS itu adalah sistem operasi berbasis Linux untuk mobile device (smartphone dan tablet). If you already knew Symbian, Windows Mobile, iOS, Android, this is another one.

Seperti halnya browser Firefox, FirefoxOS ini dibuat oleh Mozilla. OS ini didesain untuk dapat menjalankan aplikasi-aplikasi HTML5 untuk dapat berinteraksi dengan hardware mobile devicenya langsung. Yah kasarnya web-app talk to the hardware ‘secara native’. Weeew, menggoda sekali.

Satu hal lagi adalah, FirefoxOS dapat berjalan optimal di low-end handset.

Things that even Android cant perform.

Jadi ga perlu lagi keluar duit banyak untuk menikmati ‘smartphone’ pada akhirnya nanti. Pasar low-end handset pun akan semakin meriah, ga sekedar ponsel hitam-putih seperti sekarang ini :P Karena apa? karena ponsel-ponsel itu nanti akan kaya aplikasi.

That’s the point.

Detilnya bisa dibaca di wikipedia atau di Mozilla sini.

Mozilla disebutkan sudah mendapatkan komitment dari lumayan banyak operator seluler untuk ikut membantu menyebarkan FirefoxOS ini. Paling tidak ada America Moovil, China Unicom, Deutsche Telekom, Etisalat, Hutchison Three Group, KDDI, KT, MegaFon, Qtel, SingTel, Smart, Sprint, Telecom Italia Group, Telefonica, Telenor, Telstra, TMN, dan VimpelCom. Sementara pabrikan devicenya ada Alcatel, ZTE, LG dan Huawei. Ah tentu saja Qualcomm sebagai suplier processor nya :)

Lho kok bisa operator seluler ikut membantu penyebarannya?
Kalau di Indonesia, pelanggan bebas membeli ponsel merek apapun dan di manapun. Nah rata-rata operator di luar negeri menjual layanannya dengan model bundling layanan + handset. Dan karena modelnya postpaid/prabayar, si pelanggan terikat kontrak dengan operator. Harga devicenya sudah termasuk dalam biaya bulanan kontrak layanannya.

Menurut Mozilla juga, Brazil, Colombia, Hungary, Mexico, Montenegro, Poland, Serbia, Spain, dan Venezuela bakal menjadi barisan awal negara-negara yang bakal mencoba FirefoxOS. Setelahnya baru mungkin Asia. Apakah Indonesia akan menjadi yang pertama di Asia? I dont think so *baca soal bundle di atas*

But it will be a very tough market for the Fox…

First Firefox OS phones side-by-side

FFxOS-ZTE-Open-Blue-movilzona_es
ZTE Open – image courtesy of movilzona.es

Anyway, berikut ini adalah spesifikasi ZTE Open

  • Layar 3.5-inch HVGA capasitive,
  • Qualcomm MSM7225A processor (ga tau clock speednya berapa tapi either 600-800MHz),
  • Kamera 3.2-megapixel
  • 256MB RAM
  • 512MB storage
  • Wi-Fi 802.11a/b/g/n
  • Bluetooth 2.1 + EDR
  • GPS
  • FM radio
  • 1,200mAh battery

dan ini Alcatel One Touch Fire, kurang lebih sama sih

  • Display 3.5″,
  • CPU 1 GHz Qualcomm
  • RAM 256MB
  • Internal Storage 512MB bisa ditambah via SD Card
  • Kamera 3.2MP
FFxOS-BeetleLite-FF_2Jpeg3
Alcatel One Touch Fire

Tinggal nunggu waktu saja handsetnya akan masuk Indonesia :)

Referensi tambahan:

 

Pixel from Google

Pernah dengar Chromebook?

chromebook-logo_big Mengutip dari Wikipedia, Chromebook adalah sebuah komputer yang menggunakan sistem operasi Google Chrome OS. Chromebooks dikenal karena harganya yang cukup kompetitif dan waktu start up nya yang sangat cepat. Bisa dibilang Chromebook adalah komputer/laptop berbasis Linux yang paling sukses hingga saat ini.

Komputer ini didesain untuk bekerja optimal saat terhubung dengan jaringan internet. Kenapa? Karena Chromebook akan lebih banyak digunakan untuk mengakses aplikasi-aplikasi yang dihosting di Internet. Sebutlah Cloud Apps dari pada aplikasi-aplikasi standalone yang kita kenal selama ini (misalnya Microsoft Office, Adobe Photoshop, Coreldraw dan sejenisnya).

Seri Chromebook yang beredar saat ini bisa dibilang ga lebih dari sekedar Netbook dengan OS yang hebat. Chromebook dari pabrikan Samsung, Acer, Lenovo dan HP rata-rata menggunakan prosesor Intel Celeron atau Intel Atom. Harga berkisar antara $300 – $450. Murah iya, tapi tetap saja underpower.

Sampai kemudian muncul Pixel.

chromebook-pixel-2Laptop dengan layar 13inch, retina display dan body terbuat dari anodized alumunium ini menjadi penantang Apple Macbook Pro 13inch Retina Display. Layar Chromebook Pixel ini mempunyai resolusi 2560×1700 dengan rasio 3:2. Ruang vertikalnya jadi lebih banyak sekitar 18% dibandingkan dengan layar berasio 16:9 dengan total pixel sekitar 4.3 juta pixel, 239 ppi. Sebagai perbandingan, MBP Retina Display 13inch resolusinya 2560×1600 dengan 227 ppi.

And it’s a touch screen also in real.

Pixel menggunakan CPU Intel Core i5 dengan opsi media penyimpanan SSD berkapasitas 32 atau 64 GB. Sedikit yah? Tapi ingat, karena Chromebook didesain untuk bekerja optimal saat terhubung dengan internet, Google memberikan storage Google Drive sebesar 1TB gratis selama 3 tahun.

Spesifikasi lainnya kurang lebih standar sih. Full-sized keyboard yang .. macbook banget (yah nyaris semua model laptop begitu sih sekarang), slot SD card, 2x USB port, trackpad dengan multi-finger gestures, Wi-Fi atau opsional koneksi LTE dari Verizon.

Perkiraan harganya untuk yang versi 32GB Wi-Fi only akan berkisar sekitar $1,300. Sedangkan versi 64GB + LTE sekitar $1450 dan diperkirakan akan mulai beredar pada bulan April nanti. Tapi dah bisa dipesan di Google Play kok. Cuman ya itu, baru di Amerika doang. Bagian dunia lainnya belum tahu kapan.

chromebook-pixel-5

Jadi, buat para fashion gadget apakah bakal antri atau mungkin bela-belain ‘mendatangkan’ Chromebook ini dari US sana sama sepertis saat Google Nexus smartphone maupun tablet launching beberapa waktu lalu?

Ummm, kalau saya pribadi sih sepertinya akan pilih MBP Retina Display saja. Pa lagi 15″, trus tinggal install chrome browser untuk pakai chome-app nya :p

Referensi:

SCREEN INDUSTRIAL DESIGN CPU BATTERY
12.85″ display with a 3:2 aspect ratio
2560 x 1700, at 239 PPI
400 nit screen
178° extra-wide viewing angle
Active cooling with no visible vents
Machined from anodized aluminum
ENERGY STAR® certified
Intel® Core™ i5 Processor (Dual Core 1.8GHz)
Intel® HD Graphics 4000 (Integrated)
Up to 5 hours of active use (59 Wh battery)
INPUTS SIZE & WEIGHT MEMORY NETWORK
Gorilla® Glass multi-touch screen
Backlit Chrome keyboard
Fully clickable, etched-glass trackpad
HD Webcam
297.7 x 224.6 x 16.2 mm
3.35 lbs / 1.52 kg
4 GB DDR3 RAM
32 GB Solid State Drive*
Dual-band WiFi 802.11 a/b/g/n 2×2
Bluetooth 3.0™
PORTS AUDIO   GOODIES
2 x USB 2.0
mini display port
2-in-1 card reader supporting: SD, MMC
Headphone/microphone jack
Built-in microphone array
Integrated DSP for noise cancellation
Powerful speakers tuned for clarity
  1 TB of Google Drive Cloud Storage for 3 years*
12 free sessions of GoGo® Inflight Internet

Traktor DJ

Punya/menggunakan iPad?
Pernah main-main dengan aplikasi DJ untuk iPad?

Try this one. Traktor DJ dari Native Instruments. Harganya hanya $20.
Aplikasi ini disesain untuk iOS khususnya iPad (jari kriting ga akan cukup buat maenan DJ di iPhone/iPod touch :P)

traktor-dj-lapBuat yang akrab dengan music controller/producing atau hal-hal terkait dengan DJ pasti tidak asing lagi dengan nama Native Instruments. Perusahaan yang membuat software DJ terkenal yaitu Traktor Pro dan juga hardware baik itu untuk Digital DJ controller seperti Traktor Kontrol/Audio/Scratch.

Traktor DJ ini didesain dan dikembangkan oleh tim yang sama yang membuat Traktor Pro.
Kamu bakal dapat 2 deck dengan 3-band EQ. 8 efek (turunan dari Traktor Pro) yang pengoperasianya kini serba touch ^_^. Enak banget dibanding muter-muter kenop.

Fitur yang cukup menarik perhatian adalah ‘Freeze’. Dengan fitur ini, kamu bisa ‘freeze’ atau menghentikan musik dan memungkinkan kita bermain-main dengan waveform musik itu sendiri on the fly. Mau set cue points, bikin loop atau bikin sample buat dimainkan on the fly juga. Selain itu Traktor DJ juga bisa sync-up dengan aplikasi Traktor Pro 2.6 di laptop/PC kamu buat sharing cue points ataupun sample. Bwehh….

traktor_note_browserswipe_2x traktor_note_hotcue_2 traktor_note_zoomwaveform_1x

 

Nah kalo pingin lebih, iPad + TraktorDJ kamu tadi tinggal colokin ajah ke Traktor Audio 6 atau Audio 10 (via USB connection kit-nya iPad). Udah deh, kamu bakal dapat fungsi cue dan pre-listen yang lebih tepat.

TraktorDJ + Traktor Audio & Speaker
TraktorDJ + Traktor Audio & Speaker

Gambaran jelasnya bisa lihat video berikut deh. Have fun ^_^