[#31DaysofDecember] Day 5 – Low Angle

IMG_5206_resized

This picture was taken using only my iPhone5 edited with Snapseed app.

Take a metro from Charles de Gaulle – Etoile and alight at Bier Hakeim. Right in the corner of Australian Embassy,  I saw the Iron Lady standing tall right there pointing to the sky.

Still amazed watching her from this close :)

https://www.youtube.com/watch?v=U_-pft3o5AE&spfreload=10

Paris Two Face Part #2

So you’ve seen some of the part of Paris. Now let me show you the other part of The City of Love. This part is in Bahasa Indonesia :P

Tahu ga kalo P di kata PARIS itu singkatan dari Pickpockets?

[label style=”red”]Yup, copet![/label]

Ok, itu karangan saya doang. Tapi saya serius soal copet di sana. Paris ada di urutan ke-3 kota dengan pencopet paling banyak atau tingkat kecopetan tertinggi di Eropa. Ok, versi saya lagi tapi ini hasil kompilasi beberapa artikel tentang top 10 Cities of Pickpockets. Kalian bisa Googling sendiri lah.

paris_ip5_20140916173735_2712

Saya teringat setahun kemarin saat seorang teman ingin berwisata ke Paris. Saya secara khusus menekankan ke dia untuk hati-hati akan pencopet di Paris. Cuman saya lupa dah dah telat ngasih tahu ke dia kalo Brussel itu juga sarang copet. Kejadian lah…

Maafkan saya :(

Tapi kamu tetap menikmati liburannya kan? Although with a little grunt, you’ll always have a unique story to tell :) And it’s much more awesome than watching a bridge without getting off the bus :p

Balik ke copet. Dibandingkan saat pertama kali saya datang ke Paris, angka kriminalitas aksi pencopetan ini bisa dibilang naik berkali lipat. Saya bilang sih dah dalam tahap memprihatinkan dan bisa menimbulkan dampak ga baik untuk pariwisata Perancis atau dalam hal ini kota Paris.

Korban paling menderita adalah wisatawan asal China. Tahun 2013 lalu saja angka kriminalitas yang menimpa wisatawan asal China naik hingga 22% dari tahu sebelumnya. Ga heran kalau Mei 2014 lalu ada berita kalau pemerintah China akan mengirimkan polisi ke Paris untuk membantu berjaga-jaga khususnya mengamankan wisatawatan China yang ingin menghabiskan liburan musim panas di sana.

Menurut Global Blue, wisatawan China diperkirakan menghabiskan rata-rata $2,020.66 tiap kali belanja.  Tentu saja kebanyakan berbelanja di butik-butik terkenal. Dan itu menjadikan mereka sebagai tukang belanja nomor 1.

Hal lainnya adalah, wisatawan asal China rata-rata belanja tunai, bawa Euro tunai dalam jumlah besar. No credit cards. Belum lagi sehabis belanja, paperbag butik-butik terkenal pada bergantungan di tangan mereka laksana pelayan warung Padang dengan tumpukan piringnya. Nah, gimana ga jadi sasaran utama para pencopet, penipu atau penodong tuh?!

Mereka ada di obyek-obyek wisata mulai dari Eiffel, museum hingga Champs Elysees. Sepertinya ga ada stasiun Metro yang ga ada copetnya deh, apalagi stasiun segede Gare Du Nord.

Kita ga akan tahu  – atau paling ga akan susah banget – membedakan mana copet, turis atau warga Paris itu sendiri. Lha, tampangnya saja pada bule semua. Pada rapi, pada modis :( Belum lagi banyak copet itu masih abege-abege.

Karena kriminal yang masih di bawah umur kalo di Perancis -sesuai dengan hukum di sana- paling hanya akan dipenjara semalam. Setelahnya mereka akan di lepas dan sehari kemudian akan nyopet lagi.

[divider type=”dashed”]

Berikutnya adalah

[label style=”red”]scam, penipuan.[/label]

Seperti halnya pencopet, para scammers – penipu ini datang membanjiri Paris (hiperbolik tapi jumlahnya emang banyak banget sih) terlebih di musim panas. Bentuk penipuannya sih macam-macam. Mulai yang paling sering dipakai adalah trik nemu cincin jatuh hingga nawarin kamu baju-baju dari “butik terkenal” yang ga jadi digunakan karena fashion week telah berakhir.

Berikut ini adalah beberapa modus penipuan yang sering digunakan:

Nemu Cincin

Ini biasanya di Montmartre atau di sepanjang tepi sungai Seine. Tapi karena kemarin itu itungannya sudah bukan summer lagi, saya ga ngelihat penipuan modus ini.

Modusnya sih kalian akan disamperin orang yang bilang baru saja nemu cincin di jalan. Dan menawarkan cincin itu ke kalian seharga beberapa Euro. Well, it’s a fake ring and not even gold.

So, just say NO! And walk away.

Gelang persahabatan

Sejauh ini saya banyak melihat mereka di Sacre Coeur dan beberapa di bawah Menara Eiffel. Modusnya, jika kalian mengunjungi Sacre Coeur setelah puas foto-foto di Square Louis-Michel, secara naruliah kalian akan mengambil jalan naik sebelah kanan.

Saya juga begitu kok. Nah tepat diujung jalan, kalian akan dicegat beberapa orang berkulit hitam (bukan bermaksud rasis yah) yang akan menawarkan kalian gelang/cincin persahabatan atau apalah namanya. Gelang ini dari benang sih.

Nah apapun yang ada di benak kamu saat itu, just say No! Non! Nggak!

Mending tangan kamu masukin ke saku celana/jaket saja karena mereka ini cukup maksa-maksa. Tau-tau tangan kita dah digenggam ajah dan gelang dipasang. Brengseknya kita ga akan bisa melepas gelang tersebut, paling ga saat itu. Mereka jago banget ngiketnya. Nah kalo ini sampe terjadi, kalian bakal dipalak harga gelang dengan nonimal ga masuk akal. Gelang kaya gituan di toko-toko suvenir di bawah ga lebih dari 2 Euro. Itupun serentengan. Nah kalian bisa dipalak 10x lipatnya. Atau kalo kalian sial, pas ga bawa duit, kalian bakal digiring ke ATM terdekat and who knows next.

Polisi? Polisi ada jam patrolinya. Karena saya ngabisin waktu seharian di sana, yang saya amati para polisi ini rutin patroli berkeliling sampe jam 12 siang saja. Sehabis itu mereka hanya muncul sesekali, dan di waktu ini lah para penipu itu beraksi.

Sumbangan sukarela

Wah kalo ini kasat mata ada di mana-mana, kecuali di Metro. Biasanya cewek-cewek atau anak-anak bawa map yang berisi “daftar penyumbang” dengan kop kertas sumbangan berbahasa  Perancis. Jika kalian bisa berbahasa Perancis, tentu akan janggal baca kertas sumbangan itu, tapi yang mereka incar adalah turis-turis “berhati mulia” yang memang ga bisa berbahasa Perancis.

Dan begitu kalian tanda tangan, yang ada kalian akan dipalakin juga dengan nilai sumbangan yang cukup gede. Kalian ga tau kan bunyi kalimat di kertas sumbangan/petisi itu? Modus lain adalah mereka akan pura-pura bisu tuli dan minta anda menandatangani petisi tersebut.

Di Champs Elysees saya diikuti 2 cewe yang gigih minta sumbangan dan nanya saya bisa bahasa apa. Mulai Inggris, Jepang, Korea, Thailand (yaelah tampang jawa gini…). Dan mereka akhirnya nyerah setelah saya bilang “Parlez Klingon?” Dan saya mulai meracau dalam bahasa Klingon seingat yang pernah saya tonton di serial Star Trek. Saya juga ga ngerti ngomong apaan :P But it works, they went away dan saya bisa kembali jalan dengan tenang menikmati macet dan berisiknya Chamsps Elysees.

Same rule. Say no, and go away. Saya sampe harus membentak 2 ababil di Notre Dame karena mereka ngeyel dan sudah dalam tahap mengganggu.

Yang lain?

  • Ada Shell Game. Itu lho, kalian harus menebak 1 di antara 3 gelas (atau apalah bentuknya) yang ada isinya. Lihat video ini deh . Kalian mesti hati-hati karena penipunya juga nyaru jadi penonton dan copet juga beraksi di sini.
  • Cafe-cafe dengan harga ngemplang. Jadi kalo ada cafe dengan menu semua in English tapi ga ada pricelistnya, mending cabut ajah deh.
  • Toilet umum yang…. ewwww. Bahkan toilet di Laffayete-pun agak memprihatinkan.
    paris_x100s_20140915190243_6286
    WC umum paling bersih dan segar yang telah saya cobain seminggu kemarin :P Dan gratis pula. Yah bisa ngasih sekedarnya sih ke ibu-ibu yang jaga
    paris_x100s_20140915204050_6358
    antri di toilet, awas ada copet…

    paris_x100s_20140915194131_6301
    ngedumel pipis ajah kena ‘charge’ 1000-2000 rupiah? Gimana kalo kena 1 Euro?
  • Jangan kaget kalo kalian akan sering mencium bau pipis di banyak tempat. Apalagi di seputaran metro. Satu dekade lalu saya pertama kali ke Paris juga sudah begitu.

Nah apa yang mesti dilakukan buat menghindari hal-hal kriminal?

Kalo saya sih saya berusaha membaur dengan penduduk lokal. Bisa dikit-dikit (buanget) ngomong Perancis. Ini bisa membantu, karena Parisian akan mendadak jauh lebih ramah kalo kita berusaha ngomong dengan bahasa Perancis walopun amburadul. Well, ga semua juga sih :P

Ga usah sok dandy, over fashion kaya pemuda-pemuda di sini,  ga nenteng2 SLR dengan segala perlengkapan lenongnya (done that and no more except i’m on special assignemnt) . Gak sok gaya-gayaan apalagi sibuk selfie.

paris_x100s_20140915201717_6344 paris_x100s_20140915203252_6356
Parisian in a Metro

 

paris_x100s_20140915181143_6249 paris_x100s_20140915232441_6436
2 foto terakhir ini diambil di hari yang sama hanya beda jam dan tempat. Which one is fashion failed?

Parisian itu casual kok, gayanya sederhana tapi matching. Yah mungkin agak bedalah di seputaran Champs Elysees. Tapi ga pada pake celana pendek, baseball cap dengan tshirt tulisan/gambar macam-macam.

Pake iPhone jauh lebih efektif buat saya dibandingkan harus bawa dan buka peta segede gambreng itu. There’s a lot of app for your smartphone to keep you safe and lost direction :)

Intinya ga usah over, nikmatin saja kota dan suasananya. Banyak hal yang bisa kalian lakukan.

Leyeh-leyeh di taman (ada banyak taman yang bagus dan nyaman di Paris) sambil baca buku, dengerin musik dan berjemur. Kalo ada teman bisa sambil ngobrol + makan siang/sore + bawa wine, piknik deh. Tapi ya hati-hati jangan naruh tas/handphone sembarangan.

Kuliner? Pastry Perancis kan terkenal tuh. Nongkrong di Cafe sampe bosen juga bisa.

Banyak tempat yang bisa dijelajahi. Saya saja masih belum khatam zone 1-3. Menjelajah Louvre pun belum tamat. Seperti 13 tahun lalu, kali ini kembali saya ga punya kesempatan untuk main ke Versailles. Saya juga penasaran dengan Catacombs, labirin lorong yang dibentuk dari tumpukan tengkorak serta tulang belulang manusia yang berada di bawah kota Paris. Saya belum sempat sekalipun masuk pemakaman/Cemeterie di Paris. Padahal keren tuh buat obyek foto yang rada-rada sureal/gothic.

Di mana-mana saya lebih sering naik Metro dibandingkan bis. Eh kecuali di Kyoto dan San Francisco sih yang rute utamanya emang jalur bis. Sempat ketemu beberapa pengunjung dan mereka cerita soal spending time di bis umum (RATP) nikmatin jalan. Satu hal yang ga kepikir, padahal Navigo cardku bisa buat bis juga.

Kali ini saya bawa X100s dan XT-1, dibanding Fujifilm DL series saya dulu bedanya seperti bumi dan langit. Tetap saja ternyata saya ga segitu banyak juga mengambil foto. Too carried away, damn…

Mungkin alasan biar bisa balik lagi ke sana untuk serius moto dan ngider-ngider pake bis hehehehehe *mulai budgeting dan hunting tiket promo*

Nah, ada yang mo join? 

Paris dalam 3-4 Hari

courtesy: www.travelstart.co.za

Buat Yofie yang rencananya mo 3-4 hari di Paris.
Rute ini subjective ke gw yah. Kamu bisa modif-modif ndiri tergantung sukanya venue yang kaya gimana, seberapa kuat kaki elo jalan, or rute metro mana ajah yang mo lo ambil :P

Kalo ngomongin Paris -IMO- defaultnya yang ada di bayangan kita pasti Menara Eiffel, lalu Museum Louvre dan mungkin Katedral Notre-Dame. But believe me Paris is way more than that. Even if you spent full 3-4×24 hours is till not enough to explore The City of Lights. Kasarnya yang tadi itu baru Paris ring-1 :)

Mo mengingatkan, karena Eiffel dan Louvre adalah tujuan utama turis, hati-hati dengan antriannya. Get there as early as you can! Kalo lagi sial bisa-bisa buang waktu 2 jam cuman buat ngantri Eiffel doang. You can see more within 2 hours.

Some says 3 days are not enough to explore Louvre itself :) Yah aku ga yakin elo demen maen-maen ke museum sih, but it’s awsome!!! *bah, jadi pingin balik sana lagi*

Pas landing di bandara gw saranin elo ambil tourist/travel map berbagai versi tapi yang bahasa Inggris yah :P Ah iya, peta metro juga. Elo bisa beli tiket metro terusan juga sih di sini.

Karena elo nyebut Rue Vicq d’Azir, Paris, asumsiku elo nginap di daerah sana. Rute yang bisa gue saranin sih

 

Arc de Triomphe courtesy: time.com

Day #1,
Istirahat bentar langsung ajah ke Arc de Triomphe (naik metro yang turun di Charles de gaulle kalo ndak salah :P)
Dari AdT tinggal lurus ajah nyusurin Champs-Elysees. Nah udah deh, elo jalan ujung ke ujung bolak-balik juga pasti lom akan puas.
Banyak venue menarik di sini. Selain toko-toko modern yang eksotis, situs-situs sejarah juga banyak.
Misalnya ada Place de la concorde, Obelisk (jangan mikir yang di komik Asterix yah) plus air mancurnya,
Sampai buntutnya di Louvre. Di sini elo liat situasi ajah, paling tidak elo bisa foto di piramida depan gerbang Louvre situ :)

Santai ajah kalo berasa gempor, tinggal naek metro buat baliknya :) Ada 2 stasiun metro sputaran Louvre. Kombo peta turis + peta metro itu mantap :P

Kalo waktu cukup dan mo nerusin, kamu bisa nyusurin Rivoli trus nyebrang ke Seine. Gw ga tau nama “pulau”-nya tapi di sanalah berdiri Notre-Dame ama La Sainte Chapelle. Gw sih lebih suka motoin Notre-Dame saat rada-rada berkabut, jadi yah either pagi-pagi atau pas sunset sekalian dengan background sungai Seine :)

Day #2
Hmmm, kalo niatnya naek sampe pucuk Eiffel mending dilakukan hari ini. Ngantri sepagi mungkin.
Preferensi orang beda-beda sih, mo lihat view pagi apa view sore menjelang malam. Cuman ya itu tadi, antriannya.
Lagian di atas berangin banget. susah juga buat moto-moto yang bener kalo kamu ga spare waktu yang banyak.

Jangan sampe batre kelewat dingin yah, nanti malah ga bisa moto (pengalaman :( ). Jadi bawa spare batre yang disimpen dibalik baju. Buntelin apa kek biar tetap anget. Jaga-jaga kalo batre utama ngadat.

Selesai manjat Eiffel ma muterin tamannya elo bisa lanjut ikutan River Cruise.
Atau kalo mo maen ke museum kalo ga salah ada Musee D’Orsay ama Rodin. Ada juga Invalides, makam si Napoleon kalo ga salah di sini.

Musee D’Orsay courtesy: www.allkmc.com

Day #3

kita coba jump ke yang jauhan trus mundur ke arah tempat elo nginap pas pulangnya.
– Luxembourg Gardens (nah mestinya pagi-pagi neh)
– lanjut jalan kaki ke Pont Neuf Bridge
– ambil metro pont neuh turun di Royal palace, udah deh ubek-ubek di situ
– kelar di sini langsung lanjut ke Montmartre Sacre Coeur. Nah kalo mo nyari-nyari suvenir murah tempatnya di sini.
Paling keren nangkring depan sacre coeur sore-sore, liat paris menjelang sunset. Nah pas mulai masuk malam, bisa lihat merahnya Moulin Rouge di bawah :P

La Basilique du Sacré Coeur de Montmartre courtesy: overvacation.com

Day #4

trace back ajah venue mana yang elo mo datangin lagi. Rute Day #1 misalnya. langsung shortcut ajah via metro.

Nah gitu ajah sih. Rute day-1 itu aslinya buanyak banget, kamu ga akan bisa lama-lama di 1 tempat. Tapi gw emang paling suka nyusurin Champs-Elysees. Rasain ndiri ajah deh, Yof :)

*berhitung keras buat next travel destination: Nonton Liverpool di Anfield, balik ke Paris, pulau-pulau di Yunani yah paling ga Santorini deh*