Movie: Silver Linings Playbook

Life doesn’t always go according to plan…

Silver Lining Playbooks adalah film yang wajib kamu tonton.

Keberuntungan saya waktu nonton film ini adalah, i know nothing about it. Sempat dengar sih kalo Silver Lining dapat nominasi/penghargaan sebelumnya. But that’s it. No review kind of stuff i used to do before watching a movie. Dan hasilnya? Puas!

Jadi ini film drama, ada unsur romantisme dan juga komedinya. Dibintangi oleh Brandley Copper (The A Team, Limitless, Hangover 1 & 2) sebagai Pat Jr., Jennifer Lawrence (The Hunger Game) sebagai Tiffany. Peran pembantunya ada Robert De Niro & Jacki Weaver sebagai ayah dan ibu-nya Pat. Semua dapat nominasi Oscar lho, dan Jennifer menang sebagai aktris terbaik.

Pat mengalami trauma rumah tangga karena mendapati istrinya, Nikki, selingkuh dengan rekan kerjanya. Sebagai akibatnya Pat masuk rumah sakit jiwa sampai akhirnya dia boleh pulang kembali ke rumah. Di sini dia harus berjuang dengan obsesinya untuk rujuk dengan Nikkia, menghadapi bapaknya yang kecanduan judi bola serta permasalahan kejiwaannya karena dia divonis mengidap bipolar disorder. Kepribadian ganda.

Satu saat, Pat diajak makan malam oleh sahabatnya Ronnie dan Veronica (yang ternyata diam-diam juga mengalami masalah rumah tangga). Dan di sana dia bertemu dengan Tiffany, adik Veronica yang ternyata juga sedang dalam rehabilitasi masalah kejiwaan juga setelah ditinggal mati oleh suaminya secara tragis. Dan dari sini lah romantisme maupun komedinya mulai bergulir :)

silverlinings_b

Seperti halnya film-film drama, kerumitan mulai muncul. Tiffany yang sebelumnya maksa Pat buat bantuin dia rehab dengan cara jadi partner menari mulai menaruh hati. Pat masih sibuk dengan imajinasinya soal Nikki. Sementara itu bapaknya mulai hilang akal dengan mempertaruhkan semua duit yang dia punya yang awalnya untuk bikin restoran ke pertandingan terakhir The Eagles musim itu. Dan taruhan ini melibatkan tarian Pat dan Tiffany.

Tonton sendiri deh dari pada spoiler lebih jauh di sini :) He he he he….

Catatan:

  • Karena peran pembantu dan durasinya ga banyak, Chris Tucker jadi ga bisa bawel di sini :) Bandingin dengan bawelnya dia di Rush Hour bareng Jacky Chan deh. Trus gitu jedi gemuk sekarang :P
  • Jen Lawrence kalo dibandingin di Hunger Game di sini agak chubby pipinya. But she’s hot man, saya baru ngeh kalo dia yang meranin Raven/Mystique di X-Men First Class. Sapa nyangka, abis serba biru gitu walo aww.. :P Jadi buat kamu yang suka heboh sendiri bilang pipi bulet/chubby, dont worry. You’re hot actually :P Kita tunggu aksinya nanti di Catching Fire

Silver Linings Playbook

Sutradara: David O. Russell

Penghargaan:

  • BFCA Critics’ Choice Award for Best Comedy
  • Golden Globe Award for Best Actress – Musical or Comedy Film
  • BFCA Critics’ Choice Award for Best Acting Ensemble
  • BAFTA Award for Best Screenplay Adapted
  • Screen Actors Guild Award for Outstanding Performance by a Female Actor in a Leading Role
  • Satellite Award for Best Film – Drama
  • Satellite Award for Best Editing
  • Satellite Award for Best Actress – Motion Picture Drama
  • Satellite Award for Best Director
  • National Board of Review Award for Best Actor
  • BFCA Critics’ Choice Award for Best Actress in a Comedy
  • Satellite Award for Best Actor – Motion Picture Drama
  • BFCA Critics’ Choice Award for Best Actor in a Comedy

 

[/vc_column_text] [vc_video width=”1/1″ el_position=”first last”]

The Hobbit – An Unexpected Journey

“Far over the Misty Mountains Cold,
to Dungeons Deep and Caverns Old,
the Pines Were Roaring on the Heights,
the Winds Were Moaning in the Night,
the Fire Was Red, It Flaming Spread,
the Trees Like Torches Blazed With Light.”

Saya suka lagu di atas, lagu yang dinyanyikan para Dwarf di film The Hobbit – An Unexpected Journey

Buat penggemar Tolkien, tentu telah lama menantikan side story Lord of The Rings ini di versi layar lebarnya. Masih ditangan Peter Jakson yang sukses mengantarkan Gollum menjadi ‘hidup’, kali ini Bilbo Baggins akan menceritakan kisah petualangan hidupnya.

Masih di Middle Earth dengan mengambil latar belakang 60 tahun sebelum era LOTR, hidup seorang hobbit mapan di desanya. Namun hobbit ini rupayanya kurang puas akan kehidupan sehari-harinya dan berusaha mencari pengalaman baru. Gandalf sang penyihir akhirnya dapat membujuk Bilbo untuk pelakukan sebuah petualangan bersama serombongan Dwarf yang ingin merebut kembali harta karunnya yang dicuri.

1 hobbit dengan 1 penyihir tua dikelilingi 13 dwarf againts the world.

Jadi seberapa kolosal pertempuran geng gandalf versus Orc, Goblin dan monster-monster lainnya? Mari kita saksikan sendiri saja tanggal 13 nanti di Bioskop.

Dan kali ini, harus nonton 3D-nya di IMAX Gandaria City :)
Kalau rata-rata film dibuat dengan 24 frame rate/detik, The Hobbit adalah film pertama di dunia yang dibuat dengan High Frame Rate (HFR), 48 frame rate/detik. Jadi 3D nya bakal lebih kinclong dari yang selama ini kita lihat di bioskop ^_^

And beware .. Gollum is there around you..

If precious asks
and it doesn’t answer…
…we eats it, my precious.

Ra.One

Semalam menyempatkan diri buat nonton film di Gran Indonesia. Judulnya Ra.One (Ok guys, ini bukan rawan pa lagi rawon yah bacanya).

Alkisah di sebuah game company besar di London, bekerjalah seorang game developer dari India (ok, ini film India jadi jangan protes kalau dari seluruh pegawainya hanya ada 1 orang yang bukan India ^_^). Game developer ini namanya Shekar Subramaniam (SRK), tinggal bersama istrinya Sonia (Kareena Kapoor) dan anaknya Prateek.

Demi menyenangkan anaknya dan sekaligus bermaksud memberikan kejutan ulang tahun, Shekar dan timnya mendesain sebuah game 3D genre arcade duel. Semacam Tekken gitu lah. Dalam game ini, penjahatnya mempunyai kemampuan yang nyaris tak terbatas sedangkan jagoannya (yang harus dimainkan oleh gamer) kemampuannya biasa-biasa saja. Kebalikan dari game-game biasa yang jagoannya justru jadi super dengan segala kemampuan ajaibnya.

Tokoh penjahat di game ini dinamakan RA-One (Random Access version 1), yang diplesetkan jadi Rahvan (Rahwana) dalam bahasa/dialek Tamil. Heronya disebut sebagai G-One, awalnya dari kalimat good one tapi ternyata plesetan dari Jeevan yang artinya kehidupan.

Things went wrong saat seorang gamer bernama Lucifer menghentikan pertempurannya melawan Ra-One ditengah jalan. Ra-One yang kalah di level 1 melawan Lucifer menuntut pertarungan diteruskan dan bertekat membunuh Lucifer. A.I game inipun akhirnya menemukan cara untuk muncul di dunia nyata dan mulai memburu Lucifer (ingat Universal Soldier?). 2 orang dari tim game developer Ra-One pun menjadi korban awal kebrutalannya, termasuk Shekar sang penciptanya.

Nah dari pada sop iler — maksudnya spoiler — cuplikan ceritanya sampai di sini ajah :)

Ra-One ini boleh dibilang sebagai film India paling spektakuler CG Effectnya. Belum pernah ada film India lainnya genre action yang mempunyai efek secanggih ini. Thumbs up deh. Awesome. Film genre action science-fiction superhero sebelumnya seperti Koi Mil Gaya dan sequelnya Kriss ga ada apa-apanya deh.

Tapi kalau dilihat dari kualitas cerita, menurut saya film Ra-One tadi justru kebanting abis dengan 2 judul yang saya sebutkan tadi. Sebagai penikmat film-film Shahrukh Khan, yang satu ini sangat mengecewakan.

Akting konyol SRK masih kelihatan di awal-awal film walo seheboh di Duplicate dulu. Scene G-One standby mode itu juga kocak, tapi selebihnya akting SRK garing karena naskah dialognya yang pas-pasan.

Opening filmnya yang berupa adegan Lucifer (SRK) akan bertempur melawan Sanjay Dutt buat menyelamatkan si sexy Priyanka Chopra garing banget. Humor yang ga lucu n adegan ga perlu nurut saya.

Adegan-adegannya pun juga banyak yang “terinspirasi” (well sepertinya itu lebih tepat dibandingkan ‘rekonstruksi’ pa lagi ‘ngopy’) film-film barat. Contohnya ada adegan parkir khas Mr. Bean dengan mini nya yg nyeruduk mobil lain, G.One yang menggunakan tubuh Sonia untuk berantem ala Jet Lee dan Aaliyah di Romeo Must Die. Kostum mirip Batman eranya Christian Bale, gaya rambut G.One mengingatkan rambutnya Justin Chatwin di Dragonball: Evolution.

Sebelumnya saya kira film ini malah gabungan Tron dan Iron Man karena HART-nya G.One dan Ra.One mengingatkan akan arc reactor di dada Tony Stark. Kalo dari lagu ma tarian, well ada Dildara yang merupakan varian dari Stand By Me-nya John Lennon, kemudian ada lagunya Akon yang di film ini judulnya Chammak Challo. Tariannya bagus, ga melibatkan pohon dan tiang :D Hip Hop abis.

Jadi buat penggemar SRK yang mo nonton, silakan. Cuman jangan ngarep dari sisi cerita. Saking boringnya, setelah intermission 10 menit (yup, filmnya rehat 10 menit) dan mulai masuk ending cerita saya justru molor. Mulai adegan G.One ketemu Ra.One kedua kali untuk ultimate battle level 3 dn kebangun saat Prateek kembali lagi ke London dan menghidupkan HARTnya G.One :P

eh, sop iler lagi deh

Dari sisi efek, mantap. Soundtrack, saya cuman suka dance ma lagu Chammak Challo-nya. Akon rocks.

Referensi: