SQL dan NoSQL di MariaDB 10

Singkat saja, MariaDB adalah portingan dari MySQL, software database yang sangat dikenal di dunia opensource. Inisiatif MariaDB muncul pasca MysQL diakuisisi oleh Oracle. Hal ini menimbulkan keraguan juga ketakutan dikalangan open source mengenai roadmap software database tersebut. Akankah tetap open source? Akankah proyeknya tetap diteruskan oleh MySQL? Atau sebaliknya malah dimatikan (setelah fitur-fitur pentingnya diserap ke dalam produk komersil mereka)?

Sejak peluncurannya di tahun 2009, MariaDB telah membangun komunitas open source yang aktif dan telah mempelopori berbagai inovasi dalam dunia database. Tahun 2013, Wikimedia Foundation mengumumkan bahwa mereka memigrasikan database produksi mereka dari MySQL ke MariaDB. Dan jumlah instance-nya tentu tidak hanya 10-20 saja. Selain itu Google juga menyampaikan hal yang sama. Dan ngomongin soal Google, MySQL instance-nya bisa ribuan jumlahnya.

Akhir Maret kemarin, SkySQL -perusahaan yang berada di belakang MariaDB- bersama dengan MariaDB Foundation mengumumkan ketersediaan MariaDB 10. Versioningnya cukup aneh karena versi terakhir MariaDB sebelumnya adalah 5.5 (ngikut versioningnya MySQL). Salah satu fitur penting di MariaDB 10 ini adalah dukungan ke database NoSQL.

NoSQL kini menjadi salah satu solusi penting seiring dengan pesatnya tingkat pertumbuhan pengguna mobile device serta layanan cloud. Hal ini berimplikasi ke jumlah data yang meningkat sangat tajam volumenya yang harus diproses oleh kalangan enterprise. RDBMS sendirian tidak dapat diandalkan lagi untuk mengolah data ini. Dari sinilah NoSQL masuk dengan berbagai kemampuannya.

Seperti dilansir dari blog MariaDB Foundation, fitur utama MariaDB 10 ini adalah Connect Engine yang menyediakan akses ke cepat ke file-file tak berstruktur semacam log file, berbagai tipe ODBC database langsung dari dalaman MariaDB 10. Hal ini kok mengingatkan saya akan presentasi JBoss Data Virtualization dari Redhat :)

Fungsi Cassandra SE (Storage Engine) memungkinkan kita untuk dapat mengakss data di sebuah cluster Cassandra cluster. Hal ini membuat kolom-kolom data dari Cassandra tampil menjadi semacam tabel biasa di MariaDB. Proses select insert update data di Cassandra dapat dilakukan via MariaDB 10 termasuk melakukan “join table” antara data yang disimpan di MariaDB dengan data yang ada di Cassandra.

MariaDB 10 juga mempunyai kemampuan sharding yang sudah built-in dengan SPIDER Engine. Selain itu semua, versi baru ini juga diklaim jauh lebih cepat dan stabil dibandingkan versi-versi sebelumnya.

Untuk kebutuhan aplikasi database yang lebih serius menggunakan MariaDB, SkySQL akan segera meluncurkan MariaDB Enterprise generasi baru termasuk dukungan dari para expert (tentu saja komersial) untuk deployment MariaDB di environment yang lebih besar dan kompleks.

Referensi:

ownCloud Open Source Cloud Storage

Nah kalo postingan sebelumnya saya nulis soal 2 API baru dari Dropbox, kali ini saya coba nulis tentang alternatif Dropbox. Namanya ownCloud.

owncloud-square-logo-150x150Sama-sama memberikan fitur dasar yang sama seperti halnya Dropbox seperti file storage, sinkronisasi dan sharing. Bedanya, ownCloud ini adalah free software dengan basis PHP, SabreDAV dan dapat bekerja dengan berbagai macam database seperti SQLite, MariaDB, MySQL, Oracle Database, and PostgreSQL.

Fiturnya antara lain:

  • File storage
  • Cryptography
  • Synchronization of clients
  • Calendar
  • Task scheduler
  • Address book
  • Music streaming (via Ampache)
  • User and group administration (via OpenID atau LDAP)
  • Sharing of content across groups or public URLs
  • Online text editor with syntax highlighting and code folding
  • Bookmarking
  • URL shortening Suite
  • Photo gallery
  • PDF viewer (using pdf.js)
  • Viewer for ODF Files (.odt, .odp, .ods)

selebihnya bisa dibaca di sini

Melihat ke belakang sejenak, sejarah ownCloud ini diawali oleh seorang a KDE software developer bernama Frank Karlitschek. Dalam satu presentasinya dia menginginkan adanya solusi alternatif storage service dari yang ada saat itu. Solusi open source cloud storage yang bisa kita kontrol sendiri. Maka dia mulai proyek pengembangan ownCloud ini di January 2010.

So what’s wrong about it anyway?
Emang kenapa sih kalo kita pakai layanan dari Dropbox dan teman-temannya daripada repot-repot setup cloud storage sendiri?

Ummm, jadi gini

  • Menurut Symantec, lebih dari 75% bisnis telah menyimpan data-data sensitif perusahaan di layanan public clouds.
    • 40% mengalami pemaparan informasi rahasia dengan kata lain datanya bocor ke luar.
    • 40% bilang data yang disimpan di public cloud tadi hilang, jadi mereka harus restore lagi dari backup. Nah kalo ternyata maksud hati pake cloud awalnya malah buat jadi backup ya nangis tralala deh.
  • 1 dari 5 pengguna yang disurvey bilang mereka pake layanan file sharing/storage ini untuk kerja, artinya dokumen-dokumen kerjaan disimpan di sana
  • Mayoritas pengguna Dropbox tahu bahwa pakai Dropbox itu melanggar aturan perusahaan, hence they did it anyway. Kenapa? Prasangka baiknya sih karena emang mereka butuh layanan ini untuk membantu kerjaan, sementara perusahaan belum bisa menyediakan.
  • Menurut Infosecisland.com angka kerugian rata-rata akibat kebocoran data perusahaan ini adalah $5.5 juta pada tahun 2011

Kita lihat ilustrasi dari ownCloud.com berikut ini:

dropbox1
The Dropbox way (image from owncloud.com)

Buat perusahaan, masalah akan timbul jika:

  • Karyawan sinkronisasi data-data sensitif perusahaan ke device pribadi mereka. Entah itu pc, laptop, tablet, handphone
  • Karyawan sharing data-data tersebut dengan orang lain walaupun itu rekan kerja apalagi rekanan dan entah siapa lagi
  • Data-data tadi disimpan di penyedia layanan yang ga jelas (ga punya reputasi atau malah ga dikenal)
  • Belum lagi kalau perusahaan harus comply dengan aturan-aturan negara terkait dengan kerasahasiaan data. Misalnya saja institusi perbankan/keungan.
  • Ada kompetitor di luar sana yang akan sangat senang mendapatkan data-data tadi berapapun harganya. tetottttt

Jadi sebenarnya kalau bukan data sensitif baik itu untuk keperluan pribadi apalagi sebuah instansi mestinya sih ga segitu masalah kita pake public storage. Nah buat pengguna rumahan maupun perusahaan, ownCloud ini dapat diinstall sendiri dalam sebuah private server tanpa ada biaya tambahan.

owncloud
the ownCloud way (image from owncloud.com)

Untuk versi enterprise, ownCloud menawarkan berbagai fitur tambahan selain support. Misalnya saja adanya logging modul yang akan mencatat aktivitas-aktivitas yang terjadi terhadap file yang disimpan di ownCloud, siapa yang mengakses, kapan dan dari mana.
Dari sisi support beberapa perbedaan antara community edition dengan enterprise edition adalah sbb:

Detil untuk versi enterprise bisa dibaca di sini

Selebihnya, kalian bisa coba install n oprek-oprek sendiri.

ref: