Mudik 2012 #1 of 5, Camping di Tol Cikampek

Halo semua,
sebelumnya saya mo ngucapin selamat hari raya idul fitri 1433H, mohon maaf lahir dan batin.

Kali saya coba menulis pengalaman saya mudik dari Jakarta ke Malang di tahun 2012 ini yang secara keseluruhan adalah worst mudik of all yang pernah saya alami :)

Saya pernah terjebak 4 jam di jalan, di Jakarta yang menyebabkan saya ketinggalan pesawat (padahal saya dah berangkat 4 jam sebelum waktu take off). Akibatnya ya harus camping di bandara setelah beruntung dapat first flight untuk esok paginya.

Kali ini saya terjebak di pantura, yang total perjalanan saya sampai depan pintu rumah Malang adalah 52jam. Bravo!!

Tahun ini saya dan @rara79 memilih mudik pas 17 agustus mendekati tengah malam. Selain faktor cuti yg cuman bisa setelah tanggal lebaran, asumsi kami titik puncak mudik bakal hari kamisnya. Karena yang “masuk kerja” tanggal 17 praktis hanya PNS saja. Itupun kalo memang kenyataannya begitu :) Dan sesuai laporan media massa emang kamis malam sampai jumat pagi itu gila-gilaan.

Sepanjang JORR, cikunir sampai Cikarang sepi. Kami senang-senang saja di mobil menikmati playlist. Tapi bencana dimulai dari KM 67 tol Cikampek. Kami butuh 4 jam lebih untuk dapat mencapai pintu tol Cikampek yang jaraknya hanya 5km. Saya dan pengemudi lain bisa keluar mobil n duduk-duduk di separator tol tuh ngobrol satu sama lain. Yang makan juga banyak, dan sepertinya memang watak asli bangsa kita yah. Nyampahnya di mana-mana. Jalan tol yang biasanya bersih, jadi super jorok akibat ulah pemudik yang malas ngumpulin sampahnya sendiri.

Antrian mulai kam 67
Antrian mulai km 67

update tweet
sharing info via twitter
sampah mudik
sampah yang rada fotogenik ^_^

Penderitaan baru dimulai. Baru 5 meteran dari gerbang tol, kami harus “parkir” kembali. Setelah 3 jam stop n go, kami bisa mampir ke alfa mart untuk numpang pipis. Setelah 8 jam baru bisa pipis, bo! Ga bisa lama-lama kami harus lanjut karena saya takut simpang Jomin ditutup dan kami akan diarahkan lurus ke pasar Cikampek seperti tahun kemarin.

Dan ketakutan terbukti. Sekitar 7.40 sampai di persimpangan Jomin, dan memang sedang ditutup. Pasrah deh. Speed waze, 0 km/h. Banyak yang putar balik bahkan disarankan untuk lewat bandung/sadang/Subang. Tapi sejak semalam kami pantau, lokasi tersebut ga lebih baik dari sini karena macet parah juga akibat limpahan trafik dari cikampek yang dibuang ke sana.

Para pengemudi kembali keluar buat ngerokok, ngobrol, makan, atau numpang pipis di toko/hotel dekat situ. Hampir 2 jam seperti itu saat simpang jomin tau-tau dibuka dan semua berebut masuk/putar balik ke sana.

simpang bypass jomin
Simpang Jomin yang ditutup petugas

simpang jomin
Salah seorang pemudik berbincang dengan petugas

“Macet-macet begini ngintipin apa sih, Mas?”

Para petugas sedang berdiskusi

Sepintas di antara kabut/debu terlihat pemandangan ‘mencurigakan’ di bypass Jomin. Firasat buruk yang nantinya terbukti

Beberapa anak kreatif ngamen ‘marawis’. Mayan buat nambah uang lebaran
waze
Waze said … 0 km/h

Tapi itu cuman kegembiraan sementara. Karena ga sampai 300 meter dari situ kami harus parkir kembali sampai flyover pertemuan jomin-jl. Sudirman. Dan kesabaran serta penderitaan menahan pipis kembali berlanjut karena sejak beberapa ratus meter dari parkiran itu kami kembali parkir all the way.

Macet? Nyantai aza lah

Mayan bisa piknik di seberang yang lebih teduh. Macet Cikopo

Si Rushty diam pasrah kami tinggal berteduh di tengah kemacetan Cikopo :P

Pengemudi yang putar balik menuju Purwakarta/Sadang/Subang/Bandung. Andai saja mereka tahu…
*sigh* sampai Malang, entah kenapa pengemudi APV yg saya temuin rata-rata goblok dan kelakuan minus kaya gini

Ancaman lain yang saya takutkan dari keadaan seperti ini adalah… ngantuk!
Menjelang ujung bypass jomin saya sempat ‘blackout’ sepersekian detik. Alhasil, moncong si rushty sempat nyium bemper mobil depan :( Beruntung tidak ada lecet atau penyok apapun dan pengemudi mobil depan cukup mengerti keadaan ini. Thanks n sorry for that yah mas bro *menjura*

Dilanjut ke postingan berikutnya yah…

Kalau mau baca versi lain dari Rara, silakan klik di sini “#JavaRoadtrip : 24 jam pertama

2000km – Pantura

Laut Biru Langit Biru

30-07-2010

Sabtu Jam 2 pagi, saya dan Rara berangkat meninggalkan Malang. Sedih sih rasanya, ketemu adik-adik dan orang tua cuman beberapa jam tapi kemudian dah harus balik lagi meninggalkan mereka. Tujuan berikutnya adalah menyusur pantura menuju Semarang.

Perjalanan Malang – Semarang ini menurut Google Map akan menempuh waktu 7 – 7.5 jam tergantung rute. Hitungan-hitungan saya dengan menambahkan variabel pitstop meluruskan badan dan sarapan, saya akan masuk Semarang setelah 8-9 jam perjalanan. Rute yang diambil adalah via Tol Gresik – Lamongan – Tuban – Kragan – Rembang terus sampai Semarang.

Google Map Malang - Semarang
Google Map Malang - Semarang

Malang sampai keluar Gresik sangat-sangat lancar. Memasuki Lamongan, perjalanan mulai melambat. Hal ini dikarenakan banyak jalur utama di Lamongan yang sedang diperbaiki secara besar-besaran. Sehingga hanya satu lajur saja yang bisa digunakan.

Kami memasuki Tuban selepas subuh langsung disambut aroma laut yang khas. Saya langsung membangunkan navigator yang asik tidur kelelahan karena roadtrip ini. Langsung heboh deh dengan pemandangan pantai yang emang keren sekali. Langit biru, laut biru dipadu dengan daerah seberangnya yang hijau. Sungguh menentramkan.

Foto-foto di bawah ini diambil oleh Rara yang mendadak segar kembali setelah lihat laut (setelah itu sih balik molor)

Gerbang Batas Propinsi Jawa Timur
Gerbang Batas Propinsi Jawa Timur - Jawa Tengah
Sawah hijau di seberang laut
Sawah hijau di seberang laut
Laut Biru Langit Biru
Laut Biru Langit Biru

Nah rute Tuban – Rembang ini teman-teman kita adalah truk dengan berbagai ukuran dan berbagai macam muatan. Kembali berusuran dengan ikan paus dan kuda nil (istilah saya untuk kendaraan besar yang udah ngabisin jalan, atau kalo ga jalan super lemot tapi selalu ambil kanan). Belum lagi dengan angkutan seperti foto di bawah ini mereka ugal-ugalan maen salip. Ngeri sendiri.

Excess Bagage
Excess Bagage
Race of the Titans
Race of the Titans

Sungguh deh, kalo kamu sempat melewati jalur pantura antara Tuban – Rembang saya saranin banget n banget untuk pilih waktu yang pas. Idealnya sih abis subuh langsung menyusuri rute ini. Kamu ga akan kecewa dengan pemandangan yang menghiasi sepanjang perjalanan. Pa lagi jam segitu buat yang hobi motret masih dapat golden light.

Pemandangan Tuban - Rembang
Pemandangan Tuban - Rembang

Sempatkan berhenti di berbagai spot dan siapin tripod kalo perlu.

Karena ga bisa menahan godaan untuk menikmati keindahan pemandangan walau hanya sebentar, kami akhirnya memutuskan untuk berhenti sejenak. Sekalian memberi waktu si Rush hitam untuk istirahat juga :). Berikut ini foto-foto yang sempat saya ambil pake ixus 870. Ga sempat keluarin D90 karena terkubur bersama barang-barang lain di bagasi.

Rara yang puas motret-motret dengan D40nya.

Pemandangan Pantura
Pemandangan Pantura

Pemandangan Pantura
Pemandangan Pantura
Pemandangan Pantura
Parkiran perahu :)