SALIM !!!

SALIM !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Where have you been man ??? Ahahahahahahaha, finally i met my old buddy at friendster. He’s one of my first “crazy” friends from Surabaya. First time we met he’s still registered as ITS Student together with ‘liek, ferry kbh-rx, yiyit the komandan. Aahahahahaha. He was chief of student organization of SMA 2 Sby (if i’m not mistaken). Cool guy.

Back to 1997, I went to surabaya to meet my IRC friends. Yup, it’s them plus my schoolmate Ferry Hermawan. After waiting for Dondy at Tunjungan Plaza, we go to Salim’s Highschool for sholat Maghrib. Next trip is soto gebrak at Jl. Ciliwung, next to Yusra Bezita’s house. She’s not at home on that time. After taking first round dinner, we continue to karaoke.

Hehehehe, Salim was the Event Organizer. But coz some of us looked like underage (specially me), Salim had to leave his ID card for assurance. Hehehehe, well he’s “Ketua OSIS” :P OK, then choosing the songs. Our list made the karaoke operator confuse. We’re choosing Eno Lerian’s songs such as Nyamuk-Nyamuk Nakal, Dakocan, Semua Ada Di Sini. And of course Dangdut, special request from Yiyit. After karaoke, we’re takin dinner. Again. It’s second round dinner.

The menu still soto, but different place. Soto gubeng. Located at Jl. Gubeng, next to Gubeng train station and Submarine Monument. I really miss that moment. We’re getting fun together, singin in the middle of the road like dunk people (we’re not drunk at all coz we dunk only hot tea and milk soda :P). There’s no vehicle at that time :P

Yiyit, Dondy, Salim are now at Jakarta. What a small world ….

Nyamuk-Nyamuk Nakal
-Eno Lerian

Banyak nyamuk dirumahku
Gara-gara kamu
Malas bersih-bersih
Banyak semut dirumahku
Gara-gara kamu
Malas bersih-bersih
Dikamarku
Banyak nyamuk
Dikamarku
Banyak semut
Aduh mama aku jadi susah tidur
Nyamuk-nyamuk nakal
Lalat lalat nakal
Sukanya menggoda aku
Tikus-tikus nakal
lalat lalat nakal
Sukanya membikin kotor
Banyak nyamuk dirumahku
Gara-gara aku
Malas bersih-bersih
Banyak semut dirumahku
Gara-gara aku
Malas bersih-bersih
Dikamarku banyak nyamuk
Dikamarku banyak semut
Aduh mama aku jadi susah tidur

AFI-3 Pre-Elimination

AFI-3 Preslimination stage has just begun tonight. I dont care who will be eliminated. All system are OK. There’s no problem at all except we got a “blackout” at Atrium DataCenter. I dont know the dumb ass who choosed that building as data center. That building is completely not save, specially from flood.

Alhamdulillah it’s just temporary. The real data center in TB Simatupang has completely finished. Datacomm people no busy setting up the network element and everything needed. Hope end of this year all machines at GSI can be moved to TB Simatupang. Also my machine in Atrium should be moved to TBS too.

PC & Laptop Baru

Lantai 11 sedang rame distribusi PC/Laptop baru. PC nya Dell GX270/512MB/40GB Pentium 4 2.X HyperThreading. Laptopnya IBM Thinkpad T41/256MB/40GB Centrino 1.5Ghz kalo ga salah. Ngiri deh .. sementara punyaku T31 replacement karena yang sebelumnya rusak baik hardisk maupun mobonya. Padahal baru office ma j2sdk doang isinya….
Abis itu mereka pada ribut karena ternyata PC/Laptop tersebut udah “diotak-atik” sehingga mereka ga bisa nginstall apa-apa, bahkan nambah usb-drive pun ga bisa. Kasian deh hehehehehhe. Ya udah aku lalu “ngerjain” satu laptop teman. Acak-acak policy windowsnya and then “BOOM”, dia pun bisa selevel administrator walo pake user login biasa :P

akhirnya laptop-laptop lain di sodorin ke aku buat di “crack” juga, dih ogah. Aku minta ganti yang tipe baru ga boleh padahal dah jelas-jelas T30nya bobrok. 4 bulan aku pake laptop sendiri, my lovely T22. Gantinyapun tipe yang sama T30 tapi bukan baru, bekas orang juga. Cih.

Jadi kalo mo ngapa-ngapain ma T41nya yah do it your self. Kecuali gue dapat T41 juga :)

simPATI Zone Newsletter Quiz August – September 2004

Newsletter simPATIZone edisi Agustus – September 2004 akan segera di distribusikan. Nah apa ajah yang baru di newsletter edisi kali ini. Secara struktur sih ga ada yang baru. Ada News yang dikelompokkan dalam berbagai kategori, ada free-content dan tentu saja ada berbagai macam kuis dengan hadiah-hadiah yang wow. Hadiahnya apa ajah ? Banyak deh, mulai yang paling kecil berupa kaset, handphone, voucher hingga yang paling mahal berupa tur Asia Tenggara (Thailand-Phuket or Malaysia-Singapore) dan Paket Umroh.

5 hari ini Nuy sibuk menyiapkan engine SMS Kuis newsletter ini. Cuman banyak gangguan. Mulai dari yang empunya simPATI Zone kali ini berantakan jadwalnya karena ditinggal ‘tenaga ahli’-nya yang dibajak divisi lain. Akhirnya amburadul deh, yang biasanya terjadwal rapi, siap semuanya. Kini Nuy mesti nguber-nguber n ngomelin mereka minta data kalo pingin cepet jadi. Hehehehehehehe, termasuk manajernya :P Kalo yang edisi Mei-Juni persiapannya 1 bulan selama April, yang ini ga lebih dari 2 minggu minus data. Buset dah.

Untung ajah bulan kemarin Nuy dah wanti-wanti supaya ga bikin yang macem-macem kalo pingin cepet. Abis, kuis dah berakhir Juni tapi Nuy minta draft untuk edisi berikutnya ga dikasih-kasih sampe minggu ketiga Juli 2004 kemarin. Freecontentnya pun masih jalan sampe sekarang, padahal sejak Juni Nuy dah nanya ke mereka kapan di-stopnya neh :P
Belum lagi Nuy sambil sakit, padahal harus coding intensif nyiapin ini plus MTV – simPATI New Problem No Compromise, SMS PON 16 Palembang yang rese banget request seminggu sebelum hari H tapi data pertanyaan ga dikirim juga sampe aku nulis thread ini. Damn.

Nah sekedar gambaran, di edisi Agustus-September temanya tentu saja 17 Agustusan :) Ada Capture Moment 17 Agustusan via MMS, ada juga trivia tentang PSPB. Eh msih inget PSPB ngga ? Kalo jaman Nuy SD dulu di Malang, PSPB = Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa hehehehehehehehe. Yang hobi nonton, ada kuis seputar film-film favorit kamu. Yang pingin tur ASEAN, yah siap-siap ajahbaca-baca resource tentang ASEAN :) Yang hobi bikin kata-kata bijak, tinggal submit kata-kata bijak kamu yang singkat padat dan jelas. Jangan bertele-tele karena kamu cuman punya 155 karakter untuk itu.

Nah, have fun

Bangsa Ini Memerlukan Zhu

Juni lalu Nuy berkesempatan berkunjung ke Shanghai, Cina selama 5 hari untuk acara Sun Network Conference Asia Pacific. Begitu langding di bandara Pudong, cuman decak kagum tanpa komentar yang ada. Tol belum jadipun berhias lampu indah. Ga perlu waktu yang cukup lama bagi pemerintah Shanghai untuk membangun kota baru yang megah Pudong, yang merupakan kota satelit dari Shanghai itu sendiri.

Nah artikel di bawah ini sepertinya sesuai untuk keadaan negara kita yang lagi kacau ini.

—–

Xiao Hongbo telah dihukum mati pekan lalu. Delapan orang pacarnya –yang dibiayai dalam kehidupan mewah– mungkin hanya menangisi lelaki berusia 37 tahun. Tidak ada yang bisa membantunya.

Deputi manajer cabang Bank Konstruksi China, salah satu bank milik negara, di Dacheng, Provinsi Sichuan, itu dihukum mati karena korupsi. Xiao telah merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar Rp 3,9 miliar sejak 1998 hingga 2001. Uang itu digunakan untuk membiayai kehidupan delapan pacarnya.

Xiao Hongbo satu di antara lebih dari empat ribu orang di Cina yang telah dihukum mati sejak 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk korupsi. Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional (AI), jauh lebih kecil dari fakta sesungguhnya. AI mengutuk cara-cara Cina itu, yang mereka sebut sebagai suatu yang mengerikan.

Tapi, bagi Perdana Menteri Zhu Rongji inilah jalan menyelamatkan Cina dari kehancuran. Ketika dilantik menjadi perdana menteri pada 1998, Zhu dengan lantang mengatakan, ”Berikan kepada saya seratus peti mati, sembilan puluh sembilan untuk koruptor, satu untuk saya jika saya melakukan hal yang sama.”

Zhu tidak main-main. Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis Cina, dihukum mati karena menerima suap lima juta dolar AS. Tidak ada tawar-menawar. Permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu ditolak pengadilan. Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta uang suap, dihukum penjara.

Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Hu Chang-ging, pun tak luput dari peti mati. Hu terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5 miliar. Ratusan bahkan mungkin ribuan peti mati telah terisi, tidak hanya oleh para pejabat korup, tapi juga pengusaha, bahkan wartawan.

Selama empat bulan pada 2003 lalu, 33.761 polisi dipecat. Mereka dipecat tidak hanya karena menerima suap, tapi juga berjudi, mabuk-mabukan, membawa senjata di luar tugas, dan kualitas di bawah standar. Agaknya Zhu Rongji paham betul pepatah Cina: bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera.

Dan, sejak ayam-ayam dibunuh, kera-kera menjadi takut, kini pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 9 persen per tahun dengan nilai pendapatan domestik bruto sebesar 1.000 dolar AS. Cadangan devisa mereka sudah mencapai 30 miliar dolar AS. Sukses Cina itu, menurut guru besar Universitas Peking, Prof Kong Yuanzhi, karena Zhu serius memberantas korupsi. Perang terhadapkorupsi diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Zhu mengeluarkan dana besar untuk pendidikan manajemen, mengirim ribuan siswa belajar ke luar negeri, dan juga mengundang pakar bisnis berbicara di Cina.

Kini, lihatlah apa yang terjadi di Indonsia. Pengangguran terus bertambah, anak-anak gadis dari desa terpaksa menjadi pelacur di kota, lulusan SMU menjadi pengamen, anak-anak SD yang malu tidak dapat membayar uang sekolah, bunuh diri. Ratusan ribu orang tumpah ke kota-kota karena di desa tidak adaharapan. Ratusan ribu orang menjadi tenaga kerja di luar negeri, ditipu calo dan disiksa majikannya.

Mereka adalah korban. Koruptor menghisap hidup mereka, bertahun-tahun tanpa ada yang menolong. Koruptor mengambil hak mereka atas tanah, hak mereka atas air, hak mereka untuk sekolah, hak mereka untuk berdagang, hak mereka untuk bekerja, hak mereka untuk mendapatkan layanan, hak mereka untuk kesehatan.

Apalagi hak yang tersisa untuk orang-orang miskin itu? Pemerintah bukan penolong orang-orang miskin, terkadang mereka juga mengambil uang dari orang-orang miskin.

Bangsa ini memerlukan orang seperti Zhu Rongji, bukan pesolek. Sebab, inilah keadaan utama Indonesia: Jatuhkanlah tiga buah batu dari pesawat udara di wilayah Indonesia, maka yakinlah satu di antara batu itu akan mengenai kepala koruptor!

Sumber: Bangsa Ini Memerlukan Zhu oleh Asro Kamal Rokan – Republika, 21 Juli 2004

Congratulation

Selamat dan rasa bangga aku ucapkan untuk Yudistira Virgus, Edbert Jarvis Sie, Andika Putra, Ardiansyah dan Ali Sucipto beserta tim atas prestasi gemilang yang telah mereka raih pada Olimpiade Fisika Internasional XXXV di Pohang, Korea Selatan. 5 wakil yang dikirimkan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) semua meraih gelar dan tidak ada yang pulang dengan tangan hampa. 1 emas, 1 perak, 2 perunggu dan 1 honourable mention diraih oleh anak-anak bangsan ini.

Medali emas dipersembahkan oleh Yudistira Virgus (siswa SMA Xaverius 1 Palembang) dengan mengumpulkan nilai total ujian teori dan praktik (eksperimen) 44,8. Medali perak diraih Edbert Jarvis Sie (SMA Kristen 1 BPK Penabur Jakarta) dengan nilai total 36,1. Sedangkan dua medali perunggu diperoleh Andika Putra (SMA Sutomo 1 Medan) dan Ardiansyah (SMA Plus Pekanbaru) dengan nilai total masing-masing 32,0 dan 25,8. Ali Sucipto (SMA Xaverius 1 Palembang) memperoleh penghargaan honourable mention dengan nilai 20,2.

Hebat.

Seperti biasa, emas kebanyakan di borong oleh tim Cina. Cina memang langganan juara pada olimpiade ini. Apa rahasianya ? Salah satu officialnya memberitahu bahwa wakil-wakil yang akan dikirimkan ke olimpiade ini telah dipersiapkan 2 tahun sebelumnya.

2 years before ….. wow. Indonesia ?? Heheehehehehehe no comment deh. Indonesia maunya serba instan, liat ajah timnas sepakbola kita, proyek busway, pencetakan kertas suara dll :P Tapi bayangin walo aku yakin persiapan kita ga kaya Cina tapi prestasi yang telah berhasil diraih sangat membanggakan. Apalagi kalo persiapan kita sematang Cina, pasti kita bisa meraih medali lebih banyak lagi.

Semoga tikus-tikus di pemerintahan segera kembali menjadi manusia, dan mulai memikirkan kelayakan pendidikan di negara ini juga kelayakan sektor-sektor lainnya ..

Sekali lagi selamat untuk Yudistira Virgus, Edbert Jarvis Sie, Andika Putra, Ardiansyah dan Ali Sucipto beserta Tim Olimpiade Fisika Indonesia.
Bravo Indonesia.