A Tribute To KLa Project

Apakah pendapatmu akan laguku?
Tunjukkanlah sikapmu kalau setuju
Sekarang aku yakin kita t’lah mampu
Menggubah nada, menyusun kata, mengungkap segalanya penuh jiwa

Sepotong lirik lagu klasik milik KLa Project ini kembali terdengar. Tapi kali ini lagu ini dilantunkan dengan aransemen yang berbeda dan bukan oleh vokal Katon Bagaskara.

Yak, tanggal 8 November kemarin saya menghadiri taping acara Musiklopedia dari Trans7. 2 hari sebelumnya, Cahyo “Mas Polo” Utomo ngasih tahu bahwa juragan Lilo ngajakin kita + Pak Irfan untuk ‘motret KLa Project’ di Central Park. Wah, ini ajakan yang ga bisa n ga boleh ditolak :D KLa adalah band favorit saya. Cuman sempat timbul ragu juga, lha kalo saya sibuk motret mana bisa nikmatin mereka manggung. Kalo yang manggung band lain, okelah sibuk motret. Dan ternyata memang yang manggung bukan KLa tapi musisi-musisi yang berkolaborasi dalam album kompilasi baru yang bertajuk A Tribute To KLa Project.

Di produseri oleh Lilo, KLa bekerja sama dengan 10 musisi Indonesia untuk mengaransemen dan membawakan 10 lagu KLa Project menurut versi mereka. Artis papan atas seperti Ahmad Dhani, Ungu, Kerispatih hingga artis muda seperti Vidi Aldiano dan RAN.
Nah kalau begini bisa lebih konsen motretnya (walau kenyataanya tidak demikian).

Hujan dan bonus macet lalu lintas Jakarta sempat bikin kita khawatir tidak bisa tepat waktu sampai di Central Park. Well, acara katanya mulai jam 18.30, sementara kita baru bisa keluar kantor jam 18.00. Di tengah jalan dapat konfirmasi kalau acaranya adalah outdoor. Lha, hujan-hujan gini? Akhirnya setelah lolos dari parkiran basement CP yang mbulet itu, bertiga cuman bisa nongkrong ngupi-ngupi sambil nunggu hujan kelar.

Ga berapa lama kemudian nyusul rombongan Katon Lilo Adi di Le Biere. Yah Lilo tetap heboh dengan jokes nya, kali ini soal Es Jerman turned out to be Jeruk Manis :P @rara79 -KLanese asal Makassar- nyusul ga lama setelahnya yang langsung dikenali ma Katon. Mayan reuni singkat juga ama Yuris.

Setelelah segala persiapan pasca hujan selesai, acarapun di mulai. Hampir 9 deh kita ke stage, di sana seorang cewek cakep sedang menyanyikan Tak Bisa Ke Lain Hati dengan gitarnya. Hey, she’s so good with the guitar, remind me of Marie Digby :) Rupanya dia artis terakhir yang checksound, and later i got her name Lala Karmela. Habis, ga ada namanya di CD A Tribute To KLa :D

Setelah beberapa speech diantaranya dari Lilo sebagai produser, acarapun dimulai. Saya nulis sesuai dengan urutan penampikan para artis dan ini sangat-sangat subyektif versi saya yah :)

Ungu – Yogyakarta (Kedua – 1990)
Yogyakarta ini bisa dibilang trademark dan identik dengan KLa Project. Dan lagu ini -imo- yang melambungkan nama KLa Project dibandingkan hits Tentang Kita di album pertamanya. Kalau dari CD, Yogyakarta versi Ungu ini ga segitu saya suka. Berasa terganggu dengan vokal Pasha yang ngedesah tarik nafasnya kedengeran banget. Rrrr….
But hey, it’s sound a lot better in live performance lho (yah, ga ‘live-live’ banget sih. it’s a taping for tv programme anyway). Like it.

The Upstairs – Lantai Dansa (KLa – 1989)
The Upstairs tampil dengan seragam yang ajaib. atasan bawahan hitam tapi penuh dengan tulisan warna putih. nah kalian lihat sendiri kan di foto. Saya jadi inget bajunya The Riddle di film Batman Forever. Yang nyebelin si Jimi ini hiperaktif, susah payah dapat fokus kamera kalo ngikutin gerakannya. Jadi mending nunggu di satu spot ajah :D Dan Lantai Dansa racikan The Upstairs ini jadi jauhhh lebih rancak banaaa. New wave rock, disko lengkap dengan rap :) Lihat sendiri deh nanti di Musiklopedia Trans& tanggal 12 dan 19 November 2011.

RAN – Tentang Kita (KLa – 1989)
Nah ini keren banget. Waktu lihat sampul CD awalnya ga percaya, RAN nyanyiin Tentang Kita? Umur mereka rata-rata masih 1-2 tahunan waktu lagu ini keluar. Well, they’re not KLa so dont expect them to be. Dan ternyata RAN bagus banget menyanyikan lagu ini. Salah satu yang saya suka dari 10 lagu di Tribute to KLa project ini. Dan penampilan mereka dipanggung juga ga kalah bagusnya. Saya bukan penggemar RAN, tapi Tentang Kita versi mereka ini memang pas banget. Awesome guys.

Sepertinya Adi sedang flashback ke tahun 1989 :)

Putri Ayu – Saujana (Sintesa – 1997)
Selama ini kita mungkin kebiasa dengerin Saujana dari vokal Katon yang komposisi bassnya mayan banyak itu. Bayangin kalau Saujana dinyanyikan dengan nada mezzo soprano. Nah, Putri Ayu sukses membawa nuansa beda Saujana dengan suara tingginya :) Keren. No wonder, lagu-lagu yang dia bawain di IMB pada nada tinggi semua. Gita Gutawa ada adiknya nih :) Mungkin mereka bisa duet bawain lagu … eh… Anak Dara misalnya :)

Pongki Barata & Sophie Navita – Meski Tlah Jauh (V – 1995)
Eks vokalis Jikustik ini -imo- karakter vokalnya mirip-mirip Katon. Jadi emang cocok juga bawain lagu-lagunya KLa. Duet bersama sang istri mereka membawakan lagu Meski Tlah Jauh. Tapi sepertinya suara Sophie kurang keluar. Butuh lebih banyak jam terbang kali yah? just my 2cents :)

Violet – Bahagia Tanpamu (V – 1995)
I love listening the violin, I love orchestra and classical music. Makanya KLaKustik adalah salad satu album favorite says :) And sexy gals in the strings family playing classical music fused with electronic and rock bets are just perfect :D Selama ini saya tahunya Vanessa Mae, Bond, Scala, Siren. Indonesia puny Violet.
Kakak-kakak yang imut ini bagus sekali permainan biolanya. Cuman sepertinya nyanyi live kali ini tidak seperti yang ada di CD. Ya ya ya, i admit, the beauty of the violin and them are …. ok next performance ^_^

Maliq n D’Essentials – Prasangka (KLasik – 1999)
Jujur saja, saya ga gitu kenal lagu Prasangka ini. Jadi saya ga punya banyak komen kecuali Maliq n D’Essentials emang berasa banget Jazznya. Enak beatnya.

Lilo & Adi nampak menikmati banget racikan jazz ala Maliq nih :)

The Trees – Laguku (KLa – 1989)

Ike Nurjanah – Lagu Baru (Kedua – 1990)
KLa, Katon sih kayanya kalo manggung tiap kali bawain lagu ini pasti hobi banget ngedangdutin bait ke-4nya. Bahkan di album KLaKustik, loop ketipungnya lama banget :P Nah apa jadinya kalau sejak awal lagu ini justru dinyanyikan dalam mode dangdut oleh penyanyi dangdut yang cengkok dangdutnya kental banget? See your self. Benar-benar beda deh. Ga ada di album kompilasinya lho.

Vidi Aldiano – Semoga (Kedua – 1990)
Saya menikmati lagu-lagu Vidi, tapi track Semoga versi dia di CD bukan favorit saya. Kayanya kurang cocok dengan tipe vokalnya. But hey, versi live nya justru lebih keren :)

Babas – Sudi Turun ke Bumi (Sintesa – 1997)
Kalau dengerin versi CD sepertinya Lilo pingin lagu ini jadi lebih hardcore nge-rocknya. Cuman verse pembukanya kalo nurut saya sih kelewat rendah nadanya, jadinya kebanting. Trus verse yang sebelumnya dibawain Lilo justru berasa “lemes” yang versi Babas ini. Reff nya sih enak, vokalnya sepintas kaya Nickelback :) Sorry, but this is not my fave track.

Lanjut ke postingan berikutnya yah :) A Tribute To KLa Project – bagian 2

5 Replies to “A Tribute To KLa Project”

  1. Meski Tlah Jauh bukannya dinyanyiin Lilo ya
    gua sempet ngebandingin sama vokalnya Katon, tapi baru inget ini biasanya suaranya Lilo

  2. soalnya lo bilang suara Pongki paling mendekati suara Katon, jadi paling cocok nyanyiin lagunya KLa

    kebetulan lagu yang dinyanyiin Pongki kan dinyanyiin sama Lilo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *