Pelangi-pelangi, alangkah indahmu

Kenal dengan AT Mahmud ?
Aku rasa sebagian besar dari kamu pasti ga kenal (pa lagi yang masang label modern di jidatnya :p)
Tapi kalo denger lagu seperti:

Cicak cicak di dinding, diam diam merayap
Ada seekor nyamuk
HAP!
Lalu ditangkap

Atau lagu berikut

Pelangi-pelangi, alangkah indahmu
Merah kuning hijau, di langit yang biru
Pelukismu agung, siapa gerangan ?
Pelangi, pelangi
Ciptaan Tuhan.

Yap, beliau adalah pencipta lagu anak-anak yang terkenal sekali (lagunya) di Indonesia. Kalo anak-anak sekarang lebih akrab dengan jinglenya AFI, tapi bapak-ibu kita pasti akan ingat betul lagu-lagu tersebut.

Kebetulan semalam nuy liat MetroTV yang sedang membahas tokoh-tokoh terkenal, dan episode kemarin menampilkan AT Mahmud. Kebetulan rumah tinggal beliau ga jauh-jauh amat dari tempatku. AT Mahmud tinggal di Jalan Tebet Barat II Jakarta.

Lagu “Main Ayunan” diciptakan karena dia sering mengajak anaknya main ke Taman Puring. Di sana ada ayunan, jungkat-jungkit, dan lapangan yang cukup luas sehingga anak-anak dapat melakukan permainan lain, seperti main lempar bola atau kejar-kejaran.

Inspirasi lagu “Pelangi” hadir ketika ia mengantar anaknya, Rika, yang masih berusia lima tahun sekolah di TK. Di tengah perjalanan di bawah jembatan Pasar Rumput, Rika berteriak, “Pelangi!” sambil menunjuk ke arah langit. Terciptalah lagu Pelangi Pelangi.

Ide lagu “Ambilkan Bulan” muncul ketika anaknya bermain di beranda rumah. Saat itulah ia melihat ke langit dan melihat bulan. Sang anak meminta ayahnya untuk mengambilkan bulan tersebut. AT Mahmud jelas kebingungan dibuatnya. Jadi inget Eunice yang ngeyel nyebut bando dengan domba … kebolak deh hehehehe. AT Mahmud pun menuliskan permintaan itu dalam bait-bait lagu. Tadinya “ambilkan bulan pa” diubah menjadi “ambilkan bulan bu” sehingga terkesan lebih lembut.

Lagu “Amelia” diambil dari nama anak Emil Salim, Menteri Lingkungan Hidup pada masa Orde Baru. Emil Salim tak lain adalah sahabat waktu kecil Mahmud ketika sama-sama sekolah di Sekolah Menengah Umum Bagian Pertama (SMU, setingkat SLTP), di Palembang. A.T. Mahmud melukiskan sifat Amelia dalam lagunya sebagai gadis cilik lincah nian, tak pernah sedih, riang selalu sepanjang hari.

Tahun 1968, AT Mahmud diundang TVRI untuk jadi koordinator acara musik untuk anak-anak tingkat SD. Acara itu akhirnya mengudara mulai 3 Juni 1968 dengan judul “Ayo Menyanyi”. Atas usul AT Mahmud, tahun 1969 TVRI menambah acara lagu anak yaitu “Lagu Pilihanku”. Jika “Ayo Menyanyi” berbentuk pelajaran untuk menyanyikan lagu baru, maka “Lagu Pilihanku” bersifat lomba. Acara ini ditayangkan dua kali sebulan, bergantian setiap seminggu sekali dengan Ayo Menyanyi.

Setelah kedua acara di atas berlanjut dan berkesinambungan selama 20 tahun, pada tahun 1988, atas suatu kebijaksanaan pimpinan TVRI, seluruh tim diminta mundur dari kedua acara tersebut. Untuk beberapa saat acara Ayo Menyanyi dengan nama lain dilanjutkan dengan pembawa acara seorang artis, yang berlangsung tidak lama. Kemudian, pembawa acara digantikan seorang artis lain. Itu pun hanya bertahan sebentar, kemudian untuk seterusnya menghilang sama sekali dari tayangan di layar TVRI. Payah ……

Kehadiran acara Ayo Menyanyi dan Lagu Pilihanku, ternyata telah menarik minat kalangan perusahaan rekaman untuk merekam lagu anak-anak pada piringan hitam. Tercatat nama perusahaan rekaman, seperti: Remaco, Elshinta, Bali, Canary Records, Fornada, J & B Records. Lagu-lagu ciptaan AT Mahmud pun mendapat perhatian. Di samping lagu-lagu ciptaan pencipta lainnya, ada sekitar 40-an lagu A. T. Mahmud tersebar pada 7 (tujuh) piringan hitam antara tahun 1969, 1972, dan tahun-tahun sesudah itu, yakni Citaria, Musim Panen. Jangkrik, Gelatikku. Layang-Layangku, Ade Irma Suryani, Kereta Apiku, Jakarta Berulang Tahun, Pemandangan, Timang Adik Timang, Pulang Memancing, Hadiah untuk Adik, Tidurlah Sayang, Mendaki Gunung, Sekuntum Mawar, Tepuk Tangan, Kincir Air, Dua Ekor Anak Kucing, Bulan Sabit, Lagu Tor-Tor, Tupai, Burung Nuri, Di Pantai, Senam, Bintang Kejora, Aku Anak Indonesia, Aku Anak Gembala, Kunang-Kunang, Naik Kelas, dan Awan Putih.

Tahun 2000, Sony Music membuat kejutan dengan meluncurkan album anak-anak yang berisi lagu-lagu ciptaan AT Mahmud. Disebut sebagai “kejutan” karena lagu anak-anak saat itu emang “lain” kalo dibanding tipe lagu ciptaan AT Mahmud, Ibu Sud atau Pak Kasur. Ada juga ciptaan Papa T-Bob. Dengan dukungan penuh AT Mahmud, penata musik Dian Hadipranowo, dipilihlah Tasya (Shafa Tasya Kamila) sebagai penyanyi ciliknya. 4 Mei 2000 lagu-lagu yang terpilih dengan label Sony Wonder berjudul “Libur Telah Tiba” dengan subjudul “Karya Abadi A. T. Mahmud” diedarkan dan meledak di pasaran.

Nuy ajah sampe rebutan ama ibu-ibu demi sebuah CD Tasya. Enak ajah, aku udah antri lama banget. Berhari-hari nanyain ke tokonya sampe yang jaga bosen, pas tau2 ada seorang ibu-ibu nyerobot antrian :P Dan sejak itu, Tasya pun jadi artis penyanyi cewek favorit nuy selain Siti Nurhaliza :)

5 Juni 2001 album “Gembira Berkumpul” diluncurkan.
18 Oktober 2001, menjelang bulan Ramadan 1422 H, Sony Wonder meluncurkan album “Ketupat Lebaran” yang memuat 11 (sebelas) lagu Islami. Tiga di antara lagu itu, liriknya ditulis oleh Ni Luh Dewi Chandrawati, yakni “Ketupat Lebaran”, “Sahur Telah Tiba”, dan “Tanganku Ada Dua”. Dua lagu diambil dari lagu lama yang tidak dikenal nama penciptanya.

Selain itu, AT Mahmud juga banyak menerima penghargaan atas pengabdiannya pada musik untuk anak-anak Indonesia itu.

Februari 2001, ia menerima penghargaan berbentuk lontar yang diserahkan oleh Wapres Megawati Soekarnoputri.

Mei 2001, trofi dari masyarakat Sumatra bagian Selatan, bersama-sama dengan tiga orang tokoh yang lain.

Agustus 2003, Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Pemerintah RI.

September 2003, Lifetime Achievement Award dari Anugerah Musik Indonesia (AMI).

detilnya silakan baca di http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/at-mahmud/index.shtml