Tragedia Aremania

Rabu kemarin adalah hari pertama saya main futsal di tahun 2008 ini. Yah hitung-hitung melaksanakan salah satu resolusi tahun 2008 lah :) Dan seperti yang bisa diduga, walo penampilan fisik masih lumayan bagus, ga kehabisan nafas walau maen full time 2 babak, finishing saya jelek sekali. Dari sekian banyak kesempatan yang probabilitas jadi gol-nya 68%, tidak ada satupun yang sukses :( Yah, paling ga tim saya menang di pertandingan pertama :P Pertandingan kedua minggu depan semoga bisa lebih baik :P

Nah, itu intermezonya. Yang saya pingin sampaikan di sini adalah pertandingan 8 besar Liga Indonesia untuk wilayah timur antara Persiwa Wamena vs Arema Malang. Saya sebagai arek Malang (walo dah ga tinggal di Malang lagi) pasti mendukung Arema dong. Aremania gitu lho :) Tapi yang terjadi justru sebuah tontonan murahan yang amat sangat memalukan sekali banget beneran yang ditunjukkan oleh banyak banget oknum Aremania yang hadir di stadion saat itu.

Tidak ada lagi Aremania yang atraktif.
Tidak ada lagi Aremania yang ceria dan penuh tata krama..
Tidak ada lagi arek-areka Malang janta dan satria
Yang terlihat justru kumpulan preman bre****k yang bikin nama Aremania tercoreng. Bukan muka dicoreng dengan pensil, tapi kali ini langsung diguyur dengan satu ember tinta hitam. Kemana jiwa besar Aremania yang selalu bisa legowo walo hasil penampilan tim kebanggaan kita mengecewakan. Baik secara teknis maupun non-teknis. Dibalik kebanggaan saya sebagai seorang Aremania, jelas saya malu besar. Sungguh memalukan.

Tim wasit saat itu emang kontroversial (kalo ga bisa dibilang goblog soal gol Mbamba), tapi itu bukan pembenaran untuk berulah brutal, anarkis, premanis, whatever lah, you name it. Okelah organisasi persepakbolaan kita emang lagi berantakan, pimpinannya mendekam di bui, dah itu ngeyel n ga legowo untuk turun, banyak pengurus yang ga kompeten di bidangnya, banyak klub manja yang cuman bisa jadi lintah nyedot APBD daerah dan dimanfaatkan sebagai maenan politik penguasanya. Kembali, itu bukan pembenaran bagi kita Aremania untuk ikutan-ikutan bermental seperti mereka. Justru seharusnya kita bisa tampil jauh lebih baik. Tunjukkan bahwa ditengah kebobrokan itu kita tetap berwibawa. Ini malah sebaliknya. Malu aku, maluuuuuuuuuuuuuuuu!

Berita yang dirilis sebelum pertandingan bahwa Aremania sudah berdamai dengan Persikmania, dan diharapkan kombinasi keduanya bisa membuat pertandingan semakin meriah seakan hanya lip service saja. Persik kini harus menderita dan menanggung rugi karena stadionnya hancur, akibat ulah supporter kota tetangga. *sigh*

Berbagai sanggahan dibuat, diberikan, disampaikan. But what’s the point?
Katakanlah tim wasit bodo … so what? kalo supporternya bagus ya pertandingan tetap belanjut dan enak ditonton walo hambar untuk pendukung yang dikecewakan. Di kepengurusan PSSI yang bobrok ini pasti ada mekanisme untuk kita protes secara resmi mengenai ini walo hasilnya mungkin (atau selalu melihat ke-plin-planan mereka) mengecewakan.
Tim pengamanan sux? so what? kalo supporternya berjiwa manusia modern, bukan kumpulan orang-orang barbar jaman jahiliyah tentu pertandingan akan tetap berjalan aman sampai semua pulang ke rumah masing-masing.

Mengutip shoutbox di aremania.web.id

ayoooooo……kita sikat wasit Indonesia….bubarkan korps wasit indonesia…..maju terus……Liga Inggris

Comment by wedus
17-Jan-2008 @ 13:17:12

Ker, orang-orang model awakmu iku yang bikin sepakbola kita makin kacau. Bikin Arema dan Aremania bisa makin dilecehkan. Sampeyan mendewakan Liga Inggris tapi ga bisa bertindak seperti supporter Liga Inggris. Emangnya pendukung Newcastle langsung nglurug lapangan begitu dikemplang MU 6-0? Emangnya Liverpoodlian langsung mukulin wasit, nembak2 waktu gol Dirk Kuyt dianulir wasit di semifinal Liga Champions musim kemarin? Nggak ker, pendukungnya justru makin heboh kasih semangat kalo Stevie G dkk are not alone. Dan mereka tetap heboh memberikan semangat saat Liverpool kalah terhormat oleh AC Milan.

Dari pada Arema sebagai tim sepakbola kebanggan kota Malang dan kota Malang itu sendiri lebih tercoreng lagi atau bahkan kena diskualifikasi karena ulah sebagian besar supporternya yang sudah seperti kumpulan orang-orang barbar, lebih baik Arema tanding tanpa pendukung ditempat yang netral. Aremania mestinya bisa berjiwa satria menerima hukuman dari organisasi brobrok itu. Ga usah rewel, ngeyel kaya pemimpin organisasi tadi.  Ngapain ngemis-ngemis minta hukuman dihapuskan, dah jelas juga kalo kita ga bisa bikin pertandingan semalam berlangsung aman. Kita akan jauh lebih dihormati kalo mau legowo, tidak seperti suporter pertandingan semifinal copa yang penuh tanda tanya itu ….

Dewasalah Aremania, bertindaklah lebih pintar dan bijaksana. Sepakbola itu acara nendang2 bola bukan nendang2 wasit, pemain atau suporter tim lain. Dukungan kita yang bersih akan mengangkat moral dan semangat Alexander Pulalo dkk. Kalo kita kembali atraktif seperti kemarin, sponsor tidak akan lari, atau mungkin malah bakal nambah (amin) . Ingat, Arema bukan seperti tim lain yang mewek-mewek saat anggaran APBD untuk klub sepakbola dihapuskan. Kalo kita berulah, yang susah juga klub. Sponsor berpikir ulang untuk memperpanjang kontrak, pemain juga (ngapain maen buat klub yg suporternya anarkis?) Pengurus mesti nombokin macem-macem, istilahnya bayarin damage-cost. Kan duitnya mending buat pembinaan tim muda Arema atau beli pemain berkualitas.

Semoga klip dari YouTube di bawah bisa mengingatkan para Aremania bagaimana seharusnya bersikap & bertindak sebagaimana seorang arek Malang seharusnya.