Tata Ribs

Jum’at 13 Agustus 2004 jam 10 malam. Ada network problem, laper berat pula. Duh, kolaborasi yang sangat ga sesuai deh. Ada rekan dari Gratika mengajak makan malam di daerah Casablanca. Jadilah kita ber-6 berangkat. Zikri dan seorang lagi menyusul karena kita baru inget kalo masih ada si Zikri pas udah sampe di kolong Casablanca :P Sori ye Jek hehehehehe

Tempat makan kita kali adalah Mamink Daeng Tata yang terkenal dengan Tata Ribs-nya. Eh jangan salah, Tata Ribs ini sudah dipatenkan lho. Dan setelah nyobain tadi, wow, yummy berattttttttttttttttt. Tata Ribs adalah konro (tulang iga sapi) yang di bakar. Pemilik patennya adalah Muhammad Amin Rahim Daeng Tata atau yang lebih dikenal sebagai Mamink Daeng Tata.

Latar belakang Mamink menciptakan resep “tata ribs” adalah kekhawatiran bahan baku untuk sop konro yang makin sulit dicari. Menurut dia, seekor sapi yang dipotong hanya cukup untuk 16 porsi. Karena itu, untuk memenuhi bahan baku rusuk atau iga sapi buat menu konro di empat warungnya, dia membutuhkan iga sapi sampai 150 sapi setiap hari.

Sebenarnya, menurut dia, setiap rusuk bisa dipotong dua. Namun, tindakan itu menuai protes pelanggan. Pasalnya, konro yang asli harus ada pangkal rusuk atau tulang punggung sapi yang masih menyatu.

Akhirnya, dia meramu bumbu untuk memanggang ujung rusuk yang ditolak oleh penikmat sop konro. Kemudian dia mendaftarkan hak paten resep tersebut dengan nama “tata ribs”. “Mungkin orang mengibaratkan ’tata ribs’ seperti makan steak di restoran Amerika atau Eropa. Bedanya adalah rasa ’tata ribs’ ini lebih cocok dengan lidah kita dan terasa lebih sehat dengan bumbu tradisional yang segar,” ujarnya.

Dibandingkan dengan konro karebosi di Jl. Lampobatang Makassar, yang ini lebih menggigit rasanya. Kalo ga inget Razi yang bersusah payah dengan konronya, tentu aku udah nambah nasi untuk ketiga kalinya :P

Nyam nyam nyam, kalo Rara jadi ke Jkt nanti bakal aku ajak ke sana deh buat nyobain Tata Ribs nya :)