testing mms

Testing mms2blogger using Nokia 3650. Picture is Linux running netbeans & firefox

posted using MMS2Blogger – kidy

Nyaris

Tertipuuuuu …. (lagunya Nugie)

Hari ini Yayangku nyari terkena penipuan berkedok undian berhadiah. Abis maghrib tadi dia nelpon sambil cengengesan kalo barusan dapat surat pemberitahuan pemenang undian Nokia. Rara bilang emang pernah ikutan undian nokia dengan mengirimkan kartu garansi yang udah dilengkapi data dirinya. Hadiahnya Honda Jazz bo! *hiks pingin punya Honda Jazz:(* Tapi mungkin krn ragu-ragu dia nelpon Nuy dulu buat minta pendapat. Ciyehhh … Selain itu karena Yayang ga punya duit Rp. 34jt buat bayar pajak undiannya :P

Nah ceritanya spt ini …

Sebagai cowok yang baik *yay, pasti dia ketawa ngakak* saya sih ikut bergembira sambil mengingatkan sapa tahu ini modus penipuan. Rara sih emang ragu-ragu, tapi lampiran surat itu ada salinan kartu garansi yg pernah dia kirim dengan tulisan tangannya sendiri tertera di sana. Belum lagi surat-surat dari Ditjen Pajak, Depsos sampe Humas Polda DKI Jakarta Drs Tjiptono. Ya udah, kita akhirnya main Sherlock Holmes kecil-kecilan.

Surat diterima tanggal 11 Juli sementara batas pengambilan hadiah tgl 11 Juli juga. Semua tanda tangan dibuat pada tanggal 2 Juli … hmmm seems familiar. Same pattern … Ga ada pemberitahuan di koran nasional atau paling ngga tempelan brosur yang suka di pajang di kaca depan toko gitu deh. Kejanggalan #1

Nuy: Suratnya dari mana ?
Rara: PT Martindo Mandiri, penyelenggara undian Nokia dengan grand prize Honda Jazz

Lha ? Kok atas nama PT lain ? Bukan Nokia Indonesia atau dealer resminya macam erafone, sentra ponsel atau nokia ? … Kejanggalan #2.

Sementara Yayang nelpon si “petugas undian”, saya mulai googling … ga nemu kata “martindo mandiri” di google. Paling ga di 5 page pertama search resultnya. Ga nemu any news related dengan undian nokia berhadiah Honda Jazz di google bahkan di website Nokia Indonesia sendiri. Satu-satunya undian yang didapat dari hasil googling adalah undian berhadiah grand prize dari sentra ponsel yang masa akhirnya Desember 2005 nanti. Kejanggalan #3.

Yayang bilang sebagai tanda jadi, pajaknya bisa dicicil dengan cara transfer Rp. 7.5jt dulu. Rekening si petugas tadi banyak pula. Rata-rata dari bank-bank gede spt BCA, Mandiri, Permata dll. Kejanggalan #4

Nuy: Trus alamat PT nya tadi di mana ?
Rara: Menara Kadin Lt. 15 Jl. HR Rasuna Said Kav.2-3 Jkt.
Nuy: No telponnya berapa ?
Rara: 021-3xxxxx
Nuy: Wah ini jelas-jelas aneh. Rasuna Said no telponnya kepala 5 say. Kantor lama di GSI ajah nomornya 52xxx dari lt.1 sampe 19, begitu juga waktu di Indorama.

Ya udah akhirnya googling lagi bikin list isi perusahaan di Menara Kadin. Dan ternyata emang nomor di menara Kadin tuh kepala 5 semua trus ga ada Martindo Mandiri di.lt 15 .. Jelas-jelas penipuan. Kejanggalan #5

Saya dah bisa memastikan ke Rara kalo ini jelas-jelas modus penipuan. Sebelumnya udah banyak modus seperti ini, bahkan masuk tipi segala. Salah satu perusahaan yang kena catut ada Unilever. Trus saya bacakan juga cuplikan beritanya (hasil googling) ke Yayangku ini.

Ya udah, krn kita berdua kadang suka jahil, kita sepakat buat ngejahilin si penipu ini. Mulailah Rara nelpon lagi dgn alasan duitnya ada di Bank Panin (saya ngasih opsi Panin, Buana, BPD pokoknya yang kurang terkenal lah). Trus ga bisa transfer antar bank via atm, sekalipun bisa cuman bisa Rp. 1,5jt. Kata Rara “yah kan ATMnya yang gitu-gitu, ga kaya ATM bank terkenal lain yang limit transfernya gede”. Rara usul supaya transfernya besok pagi saja, karena mesti ke bank dulu, ambil duit pake buku tabungan baru di kreditkan lagi ke rekening bank yang diinginkan. Si Penipu bilang transfer ke ATM BCA ajah. Kalo bisa besok pagi sebelum jam 9 waktu Jkt.

Hihihihihihi, trus Rara nanya “BCA nya cabang mana ?”
Di jawab “BCA Cabang Jakarta”
Rara nanya lagi minta disebutkan cabang Jakarta yg lebih spesifik. Mungkin desa mana rw berapa rt berapa gitu kali :P Si Penipu keukeuh “Pokoknya Cabang Jakarta. Segitu ajah pasti nyampe kok”. Saya ajah kalo nyetor ke rekening adik di Malang kalo lewat teller mesti ngisi sampe KCP nya segala jeh. Ini “Cabang Jakarta” doang. Pantes Rara dah ketawa2 sebelum cerita soal ini tadi. Makin lengkap deh kejanggalan yang ada.

Oh iya ada tambahan lagi, kata Oom Penipu, bukti transfernya di pegang ajah buat tanda pengambilan hadiah nanti. Rara nanya apa ga perlu di fax ke sana gitu untuk bukti kalo dah transfer ? Oom penipu bilang “ga usah, dipegang ajah”.

Ah dasar tukang kibul. Kasihan orang-orang yang ga mau check n richeck krn udah terburu silau duluan dengan iming-iming hadiah serta “keabsahan” lampiran surat pengumuman pemenang tadi. Yang jelas jaringan si penipu tadi cukup lumayan. Entah dia kongkalikong dengan orang-orang kantor pos, atau nyolong data langsung dari kantor pos langsung, yang jelas dia berhasil mendapatkan data asli kupon undian yang kita kirimkan. Wah …

Nah teman-teman, seperti kata Bang Napi di RCTI … WASPADALAH!!!!

TAIKO

hai hai :)

Lativi pagi ini sedang memutar episode sponge-bob yang punya peliharaan seekor kuda. Kuda laut tentunya, yang di”parkir” di samping crusty-crab :) Tapi topik tulisan kali ini bukan tentang itu. Semalam saya telah mengumumkan ke yayang tercinta, bahwa setelah hampir 2 minggu saya berhasil merampungkan membaca sebuah buku yang berjudul ‘TAIKO‘.

Lha ?

Novel setebal 1142 halaman ini adalah karangan Eiji Yoshikawa. Kalo kamu pernah baca buku lain karangan Eiji-san seperti Miyamoto Musashi, tentu kamu sudah bisa menebak cerita seperti apa yang disajikan di TAIKO.

TAIKO (judul aslinya Shinso Taikoki) mengisahkan tentang kehidupan Jepang di sekitar abad ke-16 yang penuh dengan perang dan perebutan kekuasaan antar marga. Dan pada masa itu, sejarah Jepang mencatat 3 nama pria yang dianggap sebagai pembawa angin perubahan Jepang. 3 pria yang sama-sama bercita-cita untuk menguasai dan mepersatukan Jepang, tapi masing-masing mempunyai sifat yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan sifat ketiga orang tersebut diabadikan Jepang ke dalam sebuah sajak, yaitu….

Bagaimana jika seekor burung tak mau berkicau ?

Nobunaga menjawab, “Bunuh saja!”
Hideyoshi menjawab, “Buat burung itu INGIN bicara”
Ieyasu menjawab, “Tunggu!”

Itulah mereka.
Oda Nobunaga, tegas namun gegabah dan brutal.
Toyotomi Hideyoshi, sederhana, cenderung low profile, halus, cerdik dan lumayan complicated. Doyan main perempuan.
Tokugawa Ieyasu, tenang dan penuh perhitungan.

Di abad ke-16, keruntuhan pemerintahan keshogunan Ashikaga menimbulkan kekacauan besar di Jepang. Masa-masa itu adalah masa penuh perang sipil yang brutal. Nyaris tiada hari tanpa perang. Jepang pun kemudian terpecah-pecah wilayahnya. Para Daimyo saling berperang untuk memperluas daerah kekuasaannya dengan cara mencaplok daerah milik Daimyo lainnya. Di novel terjemahan ini diistilahkan sebagai “marga”. Ada marga Oda, Tokugawa, Shibata, Ikeda, Asai, Mori, Imagawa de le le. Baca ndiri deh :)

Dimulai dari sebuah provinsi kecil Owari, jaman baru Jepang dimulai. Oda Nobunaga bersama dengan pengikutnya, Hideyoshi “Si Monyet” mengisi 7 dari 10 buku rangkaian novel ini :) Hideyoshi bertemu dengan Nobunaga waktu berumur 17 tahun, dia diangkat sebagai pembawa sendal yang Daimyo. Karena pengabdiannya yang all-out serta kemampuannya yang hebat, karirnya menanjak. Dari pembawa sendal menjadi pengawas persediaan kayu bakar, pengawas dapur, pemimpin korps tombak dgn 30 prajurit hingga akhirnya menjadi jendal andalan Nobunaga. Dan tentunya setelah wafatnya Nobunaga karena pengkhianatan Akechi Mitsuhide, dia yang meneruskan cita-cita Nobunaga mempersatukan Jepang dan mendapat gelar TAIKO. Penguasa mutlak.

Seperti buku Eiji yang lain, Miyamoto Mushashi, Taiko dipenuhi dengan darah. Kata-kata “memenggal kepala”, “membelah perut” saat melakukan seppuku (kita mungkin salah kaprah dengan ungkapan yang selama ini kita kenal sebagai ‘harakiri’) akan sering kita temukan. Tapi menurut saya, isi Musashi jauh lebih “sadis”. Ga usah dibahas di sini. Selain itu, buku ini juga banyak mengulas sisi apa yah … feminim ? Huehuehueue, Pokoknya para tentara Jepang dilukiskan sebagai orang-orang tegar yang begitu mudah meluapkan emosinya (marah, sedih, gembira dll) dengan menangis. Di buku ini, 99% kata “menangis” related dengan pria, dalam hal ini para prajurit, para samurai (samurai bukan sebutan untuk pedang, salah kaprah lagi ^_^).

Fokus cerita Taiko lebih banyak soal pertempuran, peperangan. Ga heran mengingat kondisi jaman waktu itu. Tapi selain perang fisik, taktik dan siasat diplomasi yang selalu dinomor satukan oleh Hideyoshi juga mendapat porsi tersendiri. Selain tentunya juga tak ketinggalan mengetengahkan tentang Jalan Samurai. Kadang saya ndiri masih heran, begitu hebatkah rasa hormat, kesetiaan mulai kasta terendah hingga penguasa sehingga rela mengobral nyawa mereka (benar-benar diobral dengan sangat murah sekali banget gitu loh), atau sebegitu bodohnya mereka sehingga tidak mau memakai cara lain untuk menunjukkan rasa hormat dan kesetiaan tadi selain dengan menjemput maut ? Tapi yang menakjubkan (diluar masalah obral nyawa tadi) adalah bagaimana para pengikut Jalan Samurai itu menerapkannya dalam kehidupan mereka, khususnya dalam menepati janji dan rasa malu bahkan kepada musuh sekalipun. Mereka rela melakukan seppuku jika lalai atau gagal dalam menjalankan tugas atau mengkhianati janji. Kalo pejabat negeri kita yang terhormat ? Hehehehe, boro-boro seppuku, ngaku ajah kagak.

Yang agak menggelitik saya adalah soal Oda Nobunaga. Entah Eiji-san itu pengagum Nobunaga atau ingin sedikit lakukan justifikasi akan tindakan penguasa Owari itu, yang jelas ada perbedaan jauh pada tindak tanduk Nobunaga. Di sumber-sumber sejarah lain disebutkan bahwa Nobunaga adalah Oni, Sang Iblis, karena kebrutalannya (sudah disebut di paragraf2 awal ^_^). Namun di buku ini, kebrutalannya itu sepertinya disamarkan. Sifatnya malah … cenderung “agak” jauh dari konotasi kata brutal itu sendiri. Bahkan saat pembakaran Gunung Heie sekalipun, kesan brutal itu tidak begitu terasa. Saking bruta

This book is definitely worth reading, bacaan yang berbobot (dibanding jika saya harus baca bacaan2 berbau chiklit :P) Seperti halnya Mushashi (kalo pernah baca), kita seakan-akan ke Jepang abad pertengahan. Imajinasi kita membuat kita seperti berada langsung dalam keganasan masa itu. It’s close enough to the historical reality, and yet fictionalized enough to give readers a taste of the spirit of the times. Timeline-nya Michael Crichton-pun serasa kurang menggigit jadinya.

Buat yang nonton film Azumi 1 & 2 (Azumi kawaii ^_^) nama Hideyoshi dan Tokugawa di sebut-sebut di sana. Trus buat yang punya film KAGEMUSHA-nya Akira Kurosawa (ntuh, nyang bikin Seven Samurai) bisa diputar ulang. KAGEMUSHA (kage = bayangan) adalah replicate, duplicate .. semacamnya lah. Kebetulan saya punya filmnya jadi semalam nonton ulang. Baru ngeh kalo cerita film tersebut mengisahkan tentang marga Takeda yang berusaha menyembunyikan kematian pemimpinnya, Takeda Shingen, penguasa provisin Kai, dengan menempatkan seorang kagemusha supaya para prajurit tidak hancur semangatnya. Baca Taiko bagian ke-4 “Pemakaman bagi mereka yang hidup”, bagian ke-5 “Keruntuhan Kai”.

Yang doyan anime, bisa nonton Samurai Deeper Kyo (Nobunaga dilukiskan sebagai iblis/siluman di sana). Kalo Samurai X ? Bukan bukan. Samurai X (Himura Kenshin) tuh setting ceritanya jauh di akhir abad 19. Kira-kira akhir akhir tahun 1890an saat Jepang tengah beralih dari jaman pemerintahan Bakufu yang dimulai tahun 1600 (Ieyasu adalah shogun pertamanya, penguasa de facto Jepang setelah memenangkan perang di Sekigahara. Hideyoshi meninggal tahun 1598) ke restorasi Meiji, Jepang modern. Liat ajah tuh gaya pakaian Saito Hajime dan anak buahnya :D

Nobunaga di wikipedia
Hideyoshi di wikipedia
Ieyasu di wikipedia

July 4 !!

Kalo yang pernah nonton Independece Day tentu inget waktu adegan Will Smith berhasil mengalahkan alien yang mo nyerbu bumi. Digambarkan UFO-UFO nya pada nyungsep di bumi :p Bukan juga hari kemerdekaan negaranya “jos brush”.

Hari ini, 4 Juli 2005 … kidy.blogspot.com genap berusia 1 tahun :)

Selama ini postingan yang ada kebanyakan sekedar iseng nulis, jarang membahas isu-isu yang lebih mendalam ataupun bikin cerita-cerita ringan yang suka bikin pacar saya tertawa atau nyubit sampe biru karena dikerjain :D Yah nanti akan dikembangin lagi deh.

Artikel menggelikan

Kalo sebelumnya mungkin diantara kamu ada yang ketawa karena ada artikel “Tendangan milis” dimuat di harian besar nasional, artikel berikut juga dapat membuat tertawa. Setidaknya saya dah tertawa waktu membacanya :P

Open Source, Pantaskah Kita Memilikinya

Tak heran kalo Priyadi segera menumpahkan unek-uneknya soal artikel tersebut di blog :P

Yah penulisnya mo diapain juga percuma, kayanya dia sendiri kurang mengerti dengan apa yang ditulisnya. Jadi tertawa sajalah :P

CICINHO

Piala konfederasi telah usai. Brazil akhirnya berhasil mengalahkan Argentina. Nyaris selama hampir 37 tahun Brazil selalu menemui kesulitan saat bertemu dengan Argentina. Namun di final Piala Konfederasi 2005, hal itu dapat dihapuskan dengan skor yang cukup telak. 4-1.

Brazil juara, Adriano mendapat sepatu emas dengan 5 gol plus mendapat gelar pemain terbaik, sementara Ronaldinho mendapat gelar sebagai Man of The Match. Lengkap sudah.

Tapi bukan hal itu yang menggelitik saya untuk memperhatikan tim Brazil. Bukan juga Robinho yang jadi buah bibir di Eropa karena jadi rebutan antara Arsenal, Chelsea dan Real Madrid. Ada satu orang lain yang permainannya keren banget. 4 gol Brazil yang terjadi pada final Piala Konfederasi itu diawali dari ulah satu orang.

Nomor 13, Cicinho.

Pertandingan final kemarin boleh jadi adalah puncak aksinya selama Piala Konfederasi 2005. Gol pertama Adriano adalah assist-nya. Gol kedua Kaka diawali pergerakan hebatnya sebelum mengumpan ke Robinho yang kemudian melakukan through-pass ke Kaka. 2 umpan silang Cicinho di babak kedua menjadi gol Ronaldinho dan Adriano yang kemudian membuat dirinya menjadi pencetak gol terbanyak turnamen ini. Kalo tidak, gelar itu akan jadi rebutan Luis Fiugeroa dari Argentina, John Aloisi dari Australia serta Ballack dari Jerman yang sama-sama mengemas 4 gol.

Siapa Cicinho ?
Nama aslinya Cícero João de Cézare, adalah salah satu dari kumpulan anak muda yang dibawa oleh Carlos Alberto Parreira ke Jerman. Dibandingkan dengan Robinho, Adriano apalagi Ronaldinho, Cincinho relatif masih belum kita kenal. Karena kiblat sepakbola kita adalah liga-liga di Eropa. Pemuda kelahiran 24 Juni 1980 ini adalah pemain klub liga Brazil Sao Paulo. Kemenangan Brazil pasti merupakan hadiah ulang tahun yang cukup monumental bagi dia hehehehe, apalagi jika klubnya nanti -Sao Paulo- menjadi kampiun Copa Libertadores. Wah.

Attacking full-back ini merupakan salah satu senjata Sao Paulo untuk menggebrak lawan dari sisi sayap. Selain sebagai defender murni, dia juga bisa dimainkan sebagai sayap kanan. Cicinho juga tercatat sebagai pencetak gol ke 10,000 dalam sejarah Copa Libertadores. Debutnya bersama timnas senior Brazil dilakukan di bulan April 2005 kemarin saat Brazil bertemu Guatemala. Dikabarkan bahwa klub Real Betis tengah mengincar anak muda ini untuk diboyong ke Estadio Manuel Ruiz de Lopera di Sevilla.

Amatlah menarik melihat penampilan Gabriel Heinze di Manchester United sebelum dia absen di beberapa pertandingan akhir karena cedera. Begitu juga melihat Cicinho di final Piala konfederasi.

Brazil telah mempunyai penerus Marcos Cafu.