#WikuFest3 – Komposisi – Framing

Masih meneruskan cerita paska #Wikufest3 (ga kerasa sudah seminggu yah? ^_^) dan terinspirasi fotonya Ardi Winata di Facebook.

Kali ini saya coba nulis tentang salah satu teknik komposisi yang biasa disebut sebagai Framing.

we not only can fix your computer and program but also we can fix basketball ring #arek_basket #benakno_ringbasket – photo copyright Ardi Winata 

Foto pada dasarnya memiliki paling tidak 2 elemen. Foreground dan background.
Nah Framing -berasal dari kata Frame yg terjemehannya adalah bingkai- adalah memanfaatkan elemen foreground untuk membingkai elemen background dari foto kita.

Yang diharapkan dari Framing ini apa sih?
Well, banyak pendapat sih cuman kira-kira dengan Framing sang fotografer ingin menggiring pemirsa secara dramatis langsung ke obyek utama fotonya. Seperti melihat dari balik tirai atau pintu yang sedikit terbuka.
Ada juga yang berpendapat bahwa dengan framing tidak hanya menggiring mata pemirsa langsung ke obyek foto tapi juga membuatnya lebih lama melihat/memperhatikan si obyek itu sendiri.

Jadi harus cari pigura nih kaya foto-foto yang dipasang ditembok?

Literally no, but in context yes.

Kita bisa menggunakan apa saja untuk nge-frame foto kita. Mulai bentuk-bentuk geometri (pigura foto :P jendela, pilar/tiang, pegangan gelas, dsb) sampai ranting pohon atau bahkan badan manusia. Tergantung kreatifitas kita saja.

Sama seperti foto Ardi Winata di atas, saya juga manfaatin pepohonan di sekitarnya untuk framing Great Pagoda of Peace di bawah ini.

The Great Pagoda of Peace – Naritasan Shinshoji
Narita City – Japan

Satu lagi, saya manfaatin Yofie dan Rara yang sedang diskusi sambil nunggu Dwi Hardy yang sedang asik dengan ponselnya berhenti di belakang mereka. Dengan bukaan lensa di f/2.8 plus kebetulan ga ada yang seliweran di depan mereka jadilah foto yang saya inginkan :)

FSA Indonesia in action :)

Nah yang terakhir ini kami sedang naik trem di San Fransisco. Eriska berada di dalam, sedangkn saya di bagian belakang (sengaja milih ke sini biar bisa motret jalanan di belakang trem). Nah pas posisi tangan para penumpang kayanya cukup menarik dengan Eriska diujung sana jadi kelintas ide. Setelah nunggu bentar, saya cukup dengan ngucapin 2 kata saja untuk membuat Eriska noleh.

“Eriska…. wekkkk”

Walau nyaris terjungkal dan dimarahin sopir trem, jadilah foto ini. Adik minion yang tadinya bertampang kecapekan karena diajak jalan kaki ke sana kemari akhirnya bisa tersenyum juga :)

She’s so cute isn’t she? :)

Eriskaaaaa….
Weekkk :P

Nah, gampang kan?
Yuk mari sama-sama berlatih framing buat minggu ini. Apa saja bisa kita manfaatkan lho untuk framing :)
Malah kalo mo agak ekstrim coba bikin foto ala film Inception.
Analoginya kalo Inception kan dream withing dreams. Di sini coba bikin frame dalam frame, jadi foto kita kesannya hmmm apa yah istilahnya?
It’s like having sense of depth and layers :)

Baca juga tulisan mengenai komposisi di postingan saya sebelumnya :)