One Piece !!!

Openings
Opening 1 – We Are!
Opening 2 – Believe
Opening 3 – Hikari E
Opening 4 – Bon Voyage!
Opening 5 – Kokoro no Chizu

Endings
Ending 01 – Memories
Ending 02 – Run! Run! Run!
Ending 03 – Watashi ga iru Yo
Ending 04 – Shouchi no Suke
Ending 05 – Before Dawn
Ending 06 – Fish
Ending 07 – Glory – Kimi ga iru Kara
Ending 08 – Shining Ray
Ending 09 – Free Will
Ending 10 – Faith
Ending 11 – A-Z
Ending 12 – Tsuki to Taiyou
Ending 13 – Dreamship
Ending 14 – Mirai Koukai (Short version)

Character Singles
Every one Peace! (Luffy)
Rumbleball (Chopperrrrr … cute voice)
WANTED! (Luffy)
We Are HERE! (Luffy)

Miscellaneous
Ano Basho E (From Movie 5)
Conclusion of Crocodile vs Luffy BGM (From Episode 126)
Family (From Special Ending EP. 127-128)
Ready! (from Jango’s Dance Paradise)
We Are! (Straw Hat Version)

Pertamax 4000

Aih, anggaran belanja gwe bakal naik.

Gini, dalam 2 minggu gwe keluar duit (2*7)*1500 buat parkir di YTKI. Terus 8000 buat minum smash item gwe. Minumnya Pertamax :P Nah ternyata per hari Minggu kemarin Pertamax naik 60% jadi 4000/liternya. Jadi biaya minum si Smash jadi 16000. Trus gas naik 40%-nan jadi 50000-an (tapi gas di kontrakan kan super awet :P masaknya jarang huheuheuheuheue)

Awal tahun depan BBM (premium, solar, minyak tanah) dipastikan naik pula. Jadi harga-harga barang lainnya pun bakal membumbung. Tarif angkutan umum pun juga akan makin membumbung. *sigh*

Yah gebrakan 100 hari SBY belum lebih baik dari Mega sih. Wapresnya malah sibuk rebutan jabatan jadi ketua umum partainya. Ngurusi jabatan wapres ajah masih lom jelas hasilnya kok pake rangkep-rangkep segala. Yah maklum, namanya juga golkar … you know who :)

Pertamina, pertamina .. terlalu banyak koruptor di dalam sana, rakyat pula yg akhirnya menanggung sengsara … *sigh*

Makan Siang Terakhir Buat Rana

Gadis Kecil itu Sedang Menikmati Makan Siangnya, Saat Peluru Tentara Israel Menembus Kepalanya

Publikasi: 14/12/2004 09:40 WIB
eramuslim – Kesedihan yang mendalam menaungi satu keluarga Palestina yang tinggal di kamp pengungsi Khan Younis, Jalur Gaza. Sebuah tragedi akibat kebrutalan tentara Israel telah menimpa keluarga itu. Kekejaman tentara Yahudi itu terlihat dari sisa-sisa percikan darah yang masih melekat di bangku dan meja makan rumah mereka. Yang paling jelas terlihat adalah bekas tetesan darah dari kepala puteri mereka Rana, yang tewas akibat peluru tentara Israel yang menembus kepalanya.

Sang ayah, yang juga terkena tembakan di kakinya, memilih mengantarkan puterinya ke tempat peristirahatannya yang terakhir, ketimbang mengikuti saran dokter agar tetap di rumah sakit.

“Ini adalah sebuah kejahatan,” ujar ayah Rana, yang berusia 50 tahun. Bagi sang ayah, puterinya Rana yang masih berusia 7 tahun adalah seorang martir, seperti anak-anak Palestina lainnya yang tewas terbunuh karena kekejaman tentara Israel.

Makan Siang Terakhir Buat Rana

Masih segar dalam ingatan keluarga itu, tragedi yang terjadi 5 hari yang lalu, tepatnya hari Jumat, 10 Desember.

“Kamis semua sedang berkumpul di meja makan, menikmati makan siang bersama saudara-saudara kami yang kebetulan datang berkunjung. Kami mendengar suara tembakan di luar. Tamu dan anak-anak kami panik, karena mereka tidak biasa mendengar suara yang bagi kami sudah menjadi hal yang biasa. Kami menenangkan mereka dan mengatakan bahwa suara tembakan itu adalah hal yang biasa disini,” kisah ibu Rana yang masih terlihat sedih atas kematian puterinya.

“Suami saya menyelesaikan makan siangnya dan bergegas mencuci tangan. Tiba-tiba kami mendengar ia berteriak bahwa ia tertembak. Kami berlari menuju kearahnya untuk melihat apa yang terjadi. Namun saat itu pula kami mendengar teriakan puteri Heb, yang berusia 8 tahun.”

“Ia berteriak, ‘Rana! Rana!’ Lantas kami melihat Rana tergeletak di tempat tidur yang terletak dekat meja makan,” ibu Rana mulai menangis dan tidak sanggup lagi melanjutkan ceritanya.

“Meski kaki saya terluka kena tembakan, saya berlari untuk melihat Rana. Wajah Rana bersimbah darah, saya peluk dia dan langsung membawanya ke rumah sakit Nasser,” lanjut sang ayah.

“Rana tidak bergerak. Darah terus mengalir membasahi wajah dan tubuhnya. Tapi saya berharap dokter bisa melakukan sesuatu untuk menyelamatkan nyawanya,” sampai di situ ayah Rana terdiam, menyadari bahwa takdir berkata lain.

Rana adalah siswa kelas dua sekolah dasar untuk pengungsi di kamp pengungsi Khan Younis di Jalur Gaza. Ribuan warga Palestina mengantar kepergian Rana ke tempat peristirahatan terakhirnya di pemakaman para pejuang Palestina yang telah gugur hari Jum’at itu.

Kini, tinggal kenangan tentang Rana yang masih hidup di keluarga itu. Dengan menahan kesedihan dan sakit di kakinya, ayah Rana masih melihat kaca jendela rumahnya yang pecah akibat tembakan peluru tentara Israel. Dari sana bisa terlihat pos penjagaan tentara Israel. “Anda masih bisa melihat bekas peluru pembunuh itu yang menembus kaca jendela ini saat kami sedang makan siang,” ujarnya.

“Antisipasi dan rasa ketakutan adalah bagian dari hidup kami. Para tentara Israel itu menembak siapa saja, laki-laki, perempuan, anak-anak tanpa pilih-pilih,” kata ayah Rana.

Rumah Rana terletak sekitar 600 meter dari pos penjagaan tentara Israel, dekat pemukiman Naveh Dikalem, sebelah barat Khan Younis. Bagi warga di pemukiman itu, tembakan tentara Israel ke arah pemukiman sudah menjadi hal yang rutin.

Bukan sekali ini saja, anak-anak Palestina tewas terbunuh akibat tembakan penembal jitu tentara Israel, entah itu di ruang kelas atau di pos penjagaan. Tanggal 13 Oktober kemarin, seorang anak perempuan Palestina berusia 10 tahun tewas, akibat peluru tentara Israel yang menembus dadanya. Gadis kecil itu ditembak saat sedang duduk di dalam kelas, di sekolah milik PBB yang didirikan di kamp pengungsi Gaza.

Seminggu sebelumnya, Imam Al-Hams juga ditembak oleh sekitar 20 tentara Israel saat ia sedang berjalan menuju sekolahnya.

Data yang dimuat situs Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, sejak pendudukan Palestina pada bulan September 2000, sekitar 821 anak-anak Palestina yang berusia 18 tahun kebawah menjadi korban kekejaman tentara Yahudi itu. (ln/iol)

http://www.eramuslim.com/br/dn/4c/15817,1,v.html

Israel Laknatullah ….

Siti Nurhaliza

Semalam akhirnya kesampean juga nonton konser Siti Nurhaliza. Konser bertajuk Indonesia Tour 2004 itu bertempat di Istora Senayan. Krn kelamaan nungguin si Budi yang sibuk “dandan” akhirnya kita dapat tempat duduk yang kurang menguntungkan deh….

Penonton sempet ribut karen panitia mengundur jadwal konser sampe lebih dari satu jam karena menunggu segelintir tamu undangan. Diantaranya Sutiyoso dan seorang menteri. Cih…. dasar Indonesia. Pejabat ngaret ditungguin, kalo rakyat ngaret ilang deh hak nya.

Gwe sih dah bawa persiapan, karena nyaris mustahil mengharapkan konser indoor di Indonesia ini bisa on-time. Sementara Budi dan yang lain sibuk tereak2, gwe baca komik ajah hehehehe. A Cheeky Angel #5 ama Scramble Blue! Cuman haus ih :P

Ejekan penonton menjadi tepukan meriah saat Erwin Gutawa memulai aksinya. Saat di kira Erwin hanya mengisi suasana dengan intro orkestra, sang diva pun muncul. Medley 3 lagu menjadi pembuka penampilan Siti Nurhaliza malam itu. Setelah menyapa penonton, 3 lagu kembali dinyanyikan. Diantaranya adalah Percayalah dan Dia di Hati. Termasuk gue, penonton malam itu benar-benar dibuat terpukau dengan suara diva cantik dari Malaysia ini. Bahkan ada satu rombongan dari Malaysia yang khusus datang ke Jakarta mengejar konser Siti Nurhaliza ini.

Setelah break sejenak, KD yang menjadi bintang tamu malam itu muncul dengan lagu Mahadaya Cinta. Kemudian disusul “lagu wajib” Krisdayanti .. Menghitung Hari :) Kridayanti dan Siti Nurhaliza emang selevel, jadi kayanya ga ada lagi penyanyi cewe yang sepadan buat ngedampingin Siti selain KD. Dengan musik dari Erwin Gutawa Orchestra yang emang wah banget, duet 2 diva dari 2 negara ini jadi sip banget. 2 lagu yang dinyanyikan cukup membuat penonton, termasuk gue, terbawa suasana.

Yang keren, Siti sempat menyanyikan lagu di iringi solo piano Erwin Gutawa. Lagu Demi Cintaku Padamu yang sebelumnya dipopulerkan Inka Christie & Amy Search (di Malaysia kalo ga salah judulnya jadi Fantasia Bulan Madu :P) Kemudian lagunya Sheila Madjid, Aku Cinta Padamu. Tak ketinggalan lagu KD pun dinyanyikan, Mencintaimu. Yang jelas, lagu-lagu mulai dari yang slow dan hingga bertempo cepat dinyanyikan dengan bagus banget. Full power n ga kelihatan capek sama sekali. Bahkan ada satu lagu (gwe lupa judulnya) yang dinyanyikan hingga nada tinggi yg bikin gwe inget waktu Whitney Houston nyanyiin I Have Nothing-nya. Cool. KD pun kayanya ga bisa sampe nada seperti itu. Kalo Tia AFI atau Nania Indonesian Idol mungkin ada potensi.

Bahkan lagu Betapa Kucinta Padamu dinyayikan dalam 5 versi. Ini pasti kerjaan Erwin Gutawa deh. Mulai versi pop aslinya, trus tau-tau ganti keroncong … abis itu model lagu-lagu Frank Sinatra tahun 60an … ganti ke dangdut terakhir dimodel slow rock. Keren. Yah sayang gwe dah ga punya kamera lagi, jadi ga bisa ambil foto. Pake 6600 gue juga hopeless, kecuali gwe di bawah stage langsung … hiks hiks. Rencananya kemarin mo nulis live report from Istora via mobile-blogging gue …. yah krn dah terpesona liat konsernya sampe lupa kalo kemarin bawa hp 2 buah :P

Setelah Indonesia Tour 2004, tahun 2005 nanti Siti akan mengadakan konser di Jepang dan Inggris. Oh iya, untuk proyek album barunya nanti, Siti berencana akan menggandeng Eross Sheila on 7 dan Glenn Fredly. Sheila on 7 dah terkenal banget di Malaysia, jadi kalo lihat tipikal lagu-lagunya Eross pasti bakal banyak irama “ceria” nya. Maksudnya ga slow-slow banget gitu. Musik rancak lah. Kalo yang slow kayanya bagian Glenn.

Siti Nurhaliza binti Taruddin, a figure that need no introduction in music industri in Malaysia and also Indonesia. Born on the 11th January 1979 at Kampung Awah, Temerloh, Pahang.

Though singing to her is simply following her family’s formidable footsteps, her real talent was only unveiled when she became the champion of Pertandingan Bintang Hiburan Minggu Ini (HMI), organized by Radio Television of Malaysia (RTM) in 1995. Immediately after winning the title she was accepted as a full-time recording artiste. Her first album produced by Suria Records Sdn. Bhd. (SRC) in the same yeare, became the first of the string of Number One albums. Siti became a rising star in the age of 16.

Right after she was promoted as a recording artiste, one of her songs in her first album, Jerat Percintaan , made her winning an award as the best song in Malaysia or better known as ‘Juara lagu’ in 1996. That award was just the start of the bloom in her career.

She kept winning another award after an award given including a title that she got, which is Best Artiste Malaysia at MTV Asia awards for the second consecutive year. That was how appreciation was given to her for her talent and to date (year:2003) she has won over 80 awards making her name being written in the Malaysia’s Book Of Records for being an artiste with the most awards given.

Wow…
She’s a beautiful, elegant lady with a magnificent voice…
This young diva’s performance is always amazing both on and off air, on and off stage. Just by being her self. She does not need to act or dress like Britney Spears (like some singer we have :P) to attrack the audince.

And … I’ve got 2 VIP tickets to see her live performance on December 12 at Istora Senayan :)
Horeeeeeeeeeeeeee. I always want to see her live performance.

Wawawawawawawa :)

I wish my girl is here, so i can see the concert with her….

hmm..