#WikuFest4 – 2015 After Party

Ga berasa akhir Januari 2015 sudah menjelang dan seperti biasa perhelatan tahunan Wikusama Festival (Wikufest) dilangsungkan di kampus Telkom School Malang.

Apa sih Wikufest itu?

Wikufest adalah kegiatan sharing session yang diadakan oleh alumni Telkom School Malang untuk adik-adik yang masih bersekolah di Telkom School Malang. Ke depannya sih ga menutup kemungkinan pesertanya bisa dari luar kampus Telkom School Malang.

Namanya sharing session, materinya beragam sekali. Mulai dari pengalaman kerja, merintis usaha, pengetahuan teknis (topik masih seputar IT) hingga komunitas dan hobi.

Alhamdulilah selama 3 Wikufest sebelumnya saya ikut nyumbang materi mulai dari perkembangan mobile technology serta bisnisnya hingga social media. Sayangnya tahun ini saya (nyaris) tidak dapat berpartisipasi karena  kesibukan kantor yang cukup menyita perhatian. Hal ini sudah saya sampaikan ke Yuzron, Dewa, Baros n panitia Wikufest sejak akhir 2014.

Pak Hari Budi

Continue reading “#WikuFest4 – 2015 After Party”

Nick D’Aloisio – ABG 30 juta dollar

Eh, adakah yang ikutan WikuFest #1 Januari 2012 lalu?
Kalo ada dan masih ingat dengan slide di bawah ini.

keynote-scrsht

Baiklah, mari kita flashback sejenak.
Namanya Nick D’Aloisio, asal Inggris.
Umurnya sekarang masih 17 tahun. Yak, sama dengan Wikusama angkatan 19 yang sebentar lagi mau lulus.

daloisio-vimeo

Seperti disebutkan di slide di atas, Nick membuat sebuah aplikasi iOS yang dia namakan Summly (yang pada akhirnya menjadi sebuah perusahaan). Umurnya pas 15 tahun sih waktu itu. Nah Summly ini fungsinya membuat ringkasan dari berbagai sumber barita yang telah kita tentukan. Analoginya, dari ada membaca keseluruhan isi buku, si Summly ini akan membuatkan ringkasan kesimpulannya buat kamu.

summlyIdenya simple yah? :) Tapi sepertinya yang terlibat di sini adalah natural language processing (NLP). Nah silakan googling yah apa itu NLP. Summly juga mendapatkan gelar sebagai Apple’s Best Apps of 2012 award for Intuitive Touch!
Why? Bisa lihat di video Summly Launch  ini deh atau cari di youtube.

Nah, tahun 2011 Summly mulai dilirik venture company (VC). Taipan asal Hongkong, Li Ka-Shing menyuntikkan dana sebesar lebih dari USD 250 ribu, menjadikan Nick jadi orang termuda yang pernah menerima dana dari VC. Ga berhenti di situ, setahun kemudian sebuah grup yang isinya kebanyakan adalah artis-artis beken (diantaranya ada Yoko Ono, Ashton Kutcher) memberikan tambahan dana sekitar USD 1.2juta. 16 tahun.

hp-bgd-hand-high

Nah, minggu ini Nick D’Aloisio menerima tawaran dari Yahoo yang membeli Summly dengan harga sekitar USD 30 juta.
Tadaaaa….

Well, ala film Inception, ada banyak cerita dibalik cerita Yahoo mengakuisisi Summly. Some reports say it’s not about the app. Yahoo didn’t actually purchase Summly, but to get Nick D’Aloisio to become the face of the company. Mungkin untuk nemenin Marissa Mayer jadi spokeperson Yahoo. Cuman kalau menurut AllThingsD, kabarnya Nick dikontrak hanya selama 18 bulan. Setelah kontrak habis, ya ceritanya mungkin akan lain.

 

Jadi keingat Yahoo akuisi koprol…

Well anyway, 17 years with USD 30mio in the pocket. Still, it’s awesome….

SongPop Behind The Scene

Ada yang tahu SongPop?

Mestinya sih banyak yang pada tahu yah :)
Jadi Song Pop itu adalah game tebak lagu di Facebook buatan FreshPlanet. Selain di Facebook, SongPop juga bikin mobile app-nya untuk iOS dan Android.

songpop-3

Cara mainnya sih gampang. Pilih lawan kamu dari friendlist facebook, pilih genre musik, nanti akan ada 5 lagu yang harus kamu dengerin selama beberapa detik dan tebak judul lagu atau nama penyanyinya.

 

Sederhana kan?  Yoi, kesederhanaan ini yang justru membuat sukses game-game di jejaring sosial.

Nah, kali ini kita ga akan membahas gimana cara bermain SongPop yang baik dan benar sesuai dengan tangga lagu billboard. Kali ini mari kita ngomongin mengenai isi dapur FreshPlanet, bagaimana mereka running SongPop ini.

Menurut data dari AppData (eh berima :P) SongPop FacebookApp mempunyai lebih dari 11,3 juta monthly active users (MAU). Daily active users (DAU) sendiri dah di atas angka 2 juta, dan game ini baru diluncurkan sekitar Mei 2012 kemarin. Belum ada setahun dan belum termasuk yang dari iOS ataupun Android Client. Nah silakan berhitung deh.

Nah, gimana sih caranya si FreshPlanet ini handle trafik game yang sebesar itu?
Di Wikufest 2013 kemarin ada adik kelas yang bertanya ke saya gimana caranya bikin layanan sosial media yang proper. Tapi karena saya belum tahu konsepnya dan cuman dapat info kalau dia ingin doing everything all in, saya cuman mengajukan pertanyaan dasar terkait infrastruktur dulu. Dan sepertinya pertanyaan saya tadi cukup membuatnya berhitung dengan serius :) *baru soal foto doang sih, belum ke yang lain-lain :P*

google-app-engine-logo

Oke, kembali ke laptop.
FreshPlanet infrastrukturnya menggunakan Google App Engine (GAE) dan Google Cloud Storage. Di tahun 2013 ini, ga jaman harus bangun infrastruktur sendiri untuk semua hal. Buat yang ikutan kelas CloudComputingnya si Dondy harusnya dah dapat gambaran yah.

Nah GAE ini sudah bukan kategori IaaS tapi lebih ke arah PaaS. Dengan memanfaatkan GAE ini, FreshPlanet mampu membuat Song Pop untuk dapat autoscale (baca: auto) hingga 60 juta user, 1 juta DAU, 17TB/hari delivery content (tentu saja lagu dan gambar), 10,000+ query/detik. Song Pop sendiri dihandle oleh “cuman” 6 orang, dan cuman 1 saja yang kerja fulltime ngurusin backend-nya.

songpop_gae_gc

Mengutip wawancara Zafir Khan dari GoogleAppEngine dengan Olivier Michon dan Alexis Hanicotte dari FreshPlanet ada beberapa tips yang mereka terapkan untuk optimalisasi dan tentunya skalabilitas si Song Pop itu sendiri. Diantaranya:

IMG_7213Denormalisasi: data user Song Pop tersebar di bermacam model, tapi tetap koleksinya di pool di satu tempat untuk mengurangi read latency.
Caching: Masih nyambung soal denormalisasi, data lawan main kita akan di cache. Jadi sistem ga akan selalu melakukan “query” ke user data cuman buat tau lawan main kita itu sapa ajah. Analoginya, query sekali, cache, query lagi kalo ada trigger cachenya tadi sudah obsolete/expired. FreshPlanet menggunakan Memcache untuk 2 hal di atas. Memcache itu fitur di GAE kok, dan orang-orang FreshPlanet menggunakan Python API-nya GAE buat kebutuhan ini. Hayo hayo pada belajar Python sana. It’s a fun languange.
Strategi: Iyah, bikin aplikasi itu harus ada strateginya. Apalagi kalau aplikasinya tadi bukan sekedar one-time asal jadi doang. Memilih GAE, beli premier support dari Google untuk kebutuhan GAE-nya tadi adalah salah satu strategi FreshPlanet untuk SongPop. Ceritanya saat DAU Song Pop mencapai angka 1 juta, query Datastore (yang digunakan untuk mencari lawan main secara acak) mulai lemot dan banyak timeoutnya. Untuk beresin ini, FreshPlanet menentukan deadline dan aktivitas fallback sistemnya, kemudian dengan bantuan Premier support melakukan tracing dan identifikasi yang bikin lemot query Datastore tadi apa. Dan seperti disebutkan di wawancara tersebut, masalahnya ternyata karena Datastore bergantung ke berbagai macam properti. Walaupun sudah di-index, tetap saja jumlah kebanyakan. Solusi yang muncul akhirnya ada opsi mau nambah sebuah composite index yang berisi semua properti yang dibutuhkan atau menggabungkan properti-properti tadi jadi satu.
Content Delivery: masih hosting static content dan ‘dynamic content’ atau apps di satu server yang sama? Satu mountpoint, LUN, directory yang sama? Nah coba baca-baca soal CDN (Content Delivery Network) deh :) Song Pop menggunakan Google Cloud Storage untuk serving lagu dan gambar dengan lebih dimanapun si user tadi berada. Jadi kalau kita main di Indonesia, sample lagu-nya ga harus kita download langsung dari server di Amerika sana misalnya :)

Detilnya wawancaranya bisa dibaca sendiri di sini deh. Walau jika dibaca keseluruhan hampir ga ada detil teknis howto-nya, tapi konsep yang disinggung di sini seru banget.

So… GAE bisa dicoba-coba gratis lho :) SDK-nya juga bisa didownload n insall di komputer masing-masing.

Dan… sekarang saatnya mengganti huruf P di PHP itu dengan Python :)

Tambahan referensi:

Notes from Wikufest 2012 – part 1

Tanggal 19 Januari kemarin saya berkesempatan mudik ke kota tercinta Malang.
Yah, walau tak sedingin dulu yang jelas macetnya mau saingan dengan Jakarta :) Mudik kali ini tidak hanya karena long weekend karena ada libur Imlek hari Seninnya, tapi saya dan beberapa rekan membawa misi khusus.

Misi tersebut mempunyai nama WikuFest 2012 atau Wikusama Festival yang di adakan di sekolah kampus STM SMK Telkom Sandhy Putra Malang pada tanggal 20-21 Januari 2012. Wah, Sawojajar telah berubah … drastis.

Wikufest ini adalah sebuah acara yang digagas oleh dan juga merupakan sumbangsing dari para alumni STM (ok, SMK) Telkom Sandhy Putra Malang untuk almamater tercintanya. Wikufest ini lebih semacam festival knowledge sharing yang membahas tentang dunia ICT, berbagi pengalaman hidup para alumni dan juga tren bisnis.

Saya ga akan bertele-tele, rilis resmi latar belakang acara ini bisa baca di sini :)

Harapan kami sederhana. Sekedar ingin berbagi wawasan kepada adik-adik kelas akan apa yang ada di dunia luar dinding kampus tercinta ini. Implikasinya semoga jadi dopping penambah semangat, membakar motivasi dan menumbuhkan kreativitas terpendam yang selama ini tidur atau bahkan malu untuk dimunculkan. At the end, these young guns can set their goal of life earlier, so they will have enough to prepare anything for that.

Selain menambah erat rasa kekeluargaan dan saling memiliki antara alumni dan siswa, ini juga jadi ajang latihan bagi kami (well, most of us) untuk publik speaking heheheheh, untuk lebih banyak berbagi. Seperti donor darah lah. Sekian mili yang kita donorkan akan membantu orang lain, sebagai gantinya tubuh kita akan memproduksi darah segar penggantinya *berasa narasi film vampir gini*

Anyway,
Soal skill, adik-adik angkatan 18-19 ini cukup membuat kami terpukau. Awalnya saya pribadi juga Cak Adi Wahyu yang ketum ingin lebih membahas mengenai potensi mobile services. Karena hal ini sepertinya barang baru. Melihat kurikulum kok kayanya berat ke web programing. PHP lagi PHP lagi, saya dah bosen.

Yah dugaan itu benar. Lomba bikin mobile apps untuk printing dari ponsel ke portabel printer gagal karena ga ada yang submit. Tapi … ada tapinya nih. Some of them actually in the process of making the apps. But timeline is too short.
Saat closing acara, ada demo 2 aplikasi mobile yang itu semuanya membuat saya terpukau. Wow!!! Bravo.

Yah, sip lah. Bisa ngomporin adik-adik buat mulai iseng2 bikin sesuatu di ponsel mereka masing. Kalau susah native programming, bisa bikin versi mobile web atau yg hybrid pakai phonegap, sencha atau appcelerator :)

Well, animo adik-adik ternyata sangat menggembirakan. Insya Allah ini akan dijadikan acara tahunan. Kita akan coba di 2013 nanti. Terima kasih untuk para panitia, teman-teman alumni. Mohon maaf juga untuk teman seangkatan yang masih saya ledekin. Farisy n Ahot, asline aku ngiri ama kebesaran kalian. Tingkat ketebalan saya ga segitu nambah dibanding jaman sekolah dulu. Hehehehe
Eh iya, ada juga alumni junior yang kena ‘bully’ juga n ternyata taunya dah jadi guru di almamater tercinta ini. Maaf lho, Pak Mas eh Pak YouKnowWho *rofl*

Ulasan yang lebih mendalam bisa baca tulisan-tulisan dari Cak Usma berikut ini
http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/23/selamat-dan-sukses-wikufest-2012/
http://cakusma.blogdetik.com/

Hmm, adik-adik ternyata banyak yang blogging. Tapi kok ga nemu yah postingan yang membahas before-and-after wikusama. Ayo dong pada nulis. Buat masukan untuk kami juga guna mempersiapkan acara berikutnya :)